Kupang,HRC – Menjawab media terkait informasi masyarakat yang sampai ke redaksi media ini bahwa Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Taibenu, Kecamatan Taibenu Kabupaten Kupang dimana diberitakan sebelumnya bahwa, dengan sikap komunikasi yang tidak efektif dari pihak Kepala Sekolah terhadap masyarakat khusus pemilik lahan dapat menimbulkan kisruh dimana lahan sekolah tersebut akan ditarik kembali oleh Keluarga pemilik lahan.
Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 1 Taibenu, Dr Adriana Anthoneta Tahun,M.Pd ditemui di ruang kerja Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur tidak lain dirinya mengatakan bahwa semua isu miring yang telah beredar terkait dirinya adalah tidak benar justru secara nyata dirinya selalu berupaya untuk memajukan sekolah tersebut.
“Sebelum jadi kepala sekolah,saya juga adalah guru biasa dan kini sudah hampir enam tahun saya menjabat kepala sekolah. Selama ini tidak ada masalah dengan tuan tanah atau dewan guru. Selama ini aman-aman saja. Ko aneh muncul isu miring ini ?” ungkap Tahun penuh tanda tanya.
Menjawab media ini terkait informasi adanya penambahan tenaga guru honor komite, sebanyak lima orang di sekolah ini, tidak lain Tahun mengatakan informasi ini benar adanya. Hal ini dikarenakan sesuai tuntutan kebutuhan sekolah dimana ada kekurangan tenaga guru khusus guru mata pelajaran MIPA seperti Matematika, Kimia, Fisika. Hal inilah yang menuntut untuk penambahan guru baru. “informasi itu benar, karena di sekolah kita kekurangan guru matematika sehigga saya konsultasi ke dinas melalui bidang SMA/SMK dan hal ini dijawab oleh dinas” Tandas Tahun.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan kebudayan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Linus Lusi,S.Pd.M.Pd kepada media ini mengatakan pada prinsipnya terkait informasi apa saja khusus untuk pendidikan tidak perluh dibesar-besarkan karena menyangkut pendidikan harus ada nilai konsentrasi yang harus dibangun sehingga mutu pendidikan NTT dapat maju.
“ Saya mohon tidak perlu besar-besarkan isu terkait permasalahan pendidikan di NTT. Karena apa? Untuk pendidikan membutuhkan konsen sehingga kegiatan pendidikan dapat berjalan lancar” Tegas Linus Lusi.
Lebih lanjut Linus Lusi mengatakan setiap informasi yang berkembang di masyarakat terkait pendidikan semestinya harus dibangun komunikasi efektif sehingga tidak menimbulkan persepsi buruk atau penilaian miring terhadap pendidikan di NTT. “ Khusus untuk informasi di SMAN 1 Taebenu, saya mohon untuk tidak besar-besarkan. Kepada kepala sekolah SMAN 1 Taebenu saya minta untuk bangun komunikasi dan koordinasi yang baik dengan semua pihak terkait termasuk masyarakat pemilik lahan” pinta Linus Lusi.
Linus Lusi menjawab media ini terkait jumlah seluruh SMA/SMK di NTT data hingga per Februari 2021 sebanyak 900 SMA/SMK. Validasi data ini didukung oleh Kepala bidang SMA/SMK, Mathias M. Beeh, S.STP,Par bahwa total seluruh SMA/SMK di NTT sebanyak 893 sekolah. “ Jumlah data rill seluruh SMA/SMK di NTT bukan 900 seperti disampaikan oleh kepala dinas namun, data terakhir adalah sebanyak 893 unit sekolah yang menyebar diseluruh NTT” jelas Mathias.
Menjawab media ini terkait beredarnya informasi ada intervensi Kabid SMA/SMK Mathias Beeh mengirim guru-guru honor ke SMA /SMK khusus di kota kupang dan sekitarnya tidak lain dirinya mengatakan sesuai tuntutan dari Dapodik dimana sekolah-sekolah yang mengalami kekurangan guru harus segera diisi karena hal ini dapat mempengaruhi status sekolah tersebut dalam data Dapodik. “Saya mengecek dan mendapat laporan dari para kepala sekolah terkait kondisi guru di masing-masing sekolah. Apabila ada kekurangan tenaga guru khusus guru Mipa harus segera diisi. Dan untuk itu ada beberapa calon guru yang memenuhi syarat dapat diutus ke sekolah-sekolah yang membutuhkan” jelas Mathias.(Frondes)