Lembata,HRC- Tiang kanan (Liri Wanan ) dalam balutan busana Lamaholot sangatlah sakral pada saat tertentu. Liri Wanan -tempat ama opo koda kewokok, hikun teti wanan lali, lein lau weran rae, ribu ratu, kaya nole, rema mitem leron buren, lera wulan tana ekan bersemayam. Kekuatan Lamaholot selain berada di “Lewu Kepuhur-Langobelen-juga di Liri Wanan”
Gemuruh panjang menerpah area GOR 99 setelah drama adu pinalty . Kesebelasan Persebata Lembata akhirnya sukses menatap final setelah membungkam kesebelasan Perserond Rote Ndao 6 – 5. Sama halnya juga dengan senyum sumringah puluhan ribu penonton saat adu pinalty Persebata- PS Malaka dalam laga 16 besar dan Persebata-Persami (Maumere) dalam laga 8 besar yang semuanya berakhir manis dengan memberikan kemenangan bagi tim Paus Biru ini. Ironisnya, kegagalan adu pinalty baik dengan PS Malaka, Persami Maumere maupun dengan Perserond d Rote Ndao ternyata bersumber dari tendangan pinalty yang diarahkan ke tiang kanan gawang Persebata. Jika tidak diblokir oleh penjaga gawang, maka bisa dipastikan bahwa tendangan itu membentur tiang kanan. Itulah kekuatan “Liri Wanan -tempat ama opo koda kewokok, hikun teti wanan lali, lein lau weran rae, ribu ratu, kaya nole, rema mitem leron buren, lera wulan tana ekan bersemayam.
Tiang kanan (Liri Wanan ) dalam balutan busana Lamaholot sangatlah sakral pada saat tertentu ketika hulubalang menghunung pedang bertarung di arena laga ataupun ketika menjaga peradapan dari terjangan musuh, belum lagi teriakan baleo-baleo yang tak lain merupakan tradisi penangkapan ikan paus di laut lepas Lamalera- perpaduan inilah yang membuat Tim Persebata-Kuat Kemuhak-Ole Manuk-Soka Sepak-Golok Belopo dan tak gentar menghadapi lawan meski dalam situasi adu pinalty sekalipun.
Sebagai anak Lamaholot, kami meyakini, sepak bola tak ubah seperti “perang” yang mesti disiapkan secara baik, benar, iklas, jujur agar seluruh “magic” Liri Wanan dan Baleo ikut serta membantu memperoleh kemenangan dan itu terbukti menahan imbang PS. Malaka-Persami Maumere dan Perserond d Rote Ndao dan memaksa untuk dilakukan adu pinalty yang menghasilkan kemenangan.
Kemenangan Persebata bukanlah hal yang mudah. Publik sepak bola NTT juga mencatat secara baik pertandingan Persebata versus Perserond d Rote Ndao berlangsung sangat seruh yang membuat seluruh andrenalin tersedot semenjak pemilik hak veto (vasit) meniup pluit awal pertanda dimulainya pertandingan tersebut.
Perserond d Rote Ndao yang dilatih pelatih sayarat pengalaman Zeth H. Adoe menerapkan teknik main pendek penuh strategi, mengandalkan kelincahan anak – anak penjaga perbatasan bagian selatan NKRI ini yang sempat membuat penonton sulit menebak hasil akhir pertandingan ini karena sebagai tuan rumah, seluruh penontot Lembata yang hadir di Gelora 99 membangun mimpi dan mendisposi batinnya yang tak lain merupakan doa yang tak terucap agar Persebata keluar sebagai pemenang dalam laga mati hidup memperebutkan tiket menuju final yang sudah didepan mata ini.
Belum lagi pola menjinakan si kulit bundar, kelihatan putra putra pilihan Perserond sangat luar biasa dari sisi teknik, taktik dan taktis yang didukung dengan stamina yang prima membuat Persebata dipaksa harus bekerja ekstra.
Namun bukanlah Hasan Haju, jika pelatih Persebata ini mampu tampil mengilhami anak asuhnya untuk tetap tenang sembari terus melakukan serangan dan mendobrak lini pertahanan Perserond di menit menit awal yang membuat lini pertahanan Perserond sempat terkeco dan nyaris kehilangan keseimbangan.
Dewi Fortuna belum berpaling ke anak anak sembur paus . Jual beli serangan mulai dilakukan di menit menit awal pertandingan dan hasil overan pendek serangan beruntun anak anak Perserond berhasil membuka kebuntuan hingga skor berubah kedudukan menjadi 1 kosong melalui pemain bernomor punggung 14.
Penghuni GOR kisaran ribuan orang itu seketika terlihat hening dan senyap seakan sedang menarik napas panjang menanti gol balasan. Alhasil tidak berselang lama, wasit yang memimpin pertandingan laga mati hidup ini menghadirkan Persebata sebuah tendangan pinalty akibat kesalahan benteng pertahanan terakhir Perserond .
Hadia pinalty ini disambut meriah penghuni GOR utama dan GOR ke dua tak beratap diatas bukit. Bukannya mendatangkan kepuasan menyamakan kedudukan, melainkan eksekutor Adok Sape Taji bolak ini tak mampu menyamakan kedudukan. Gong gendang menyambut hadia pinalty sekaligus membongkar kebisuan penonton paska sikulit bundar bersemayang di jala Persebata, namun hadiah penalty itu tak membuahkan hasil. Ribuan penonton masih tertunduk lesu.
Menariknya pola permainan long atau pasing-pasing panjang memaksa pemain depan Persebata berjibaku dengan pemain belakang Perserond. Bagi penonton, pola permainan ini cukup menguras pemain depan yang menyebabkan sulit menjinakan sikulit bundar dan mengantarnya bersarang di jala Perserond Rote Ndao karena sudah tentu lelah dan praktis kehabisan nafas di puncak perjuangan.
Tetapi laga terus berjalan. Permainan semakin sengi dilakoni kedua Tim dibabak kedua. Persebata Lembata pada akhirnya dengan sudah paya menyamakan kedudukan 1-1. Jual beli serangan terus dilakukan dihiasi dengan “bergelimpangan atau tumnbangnya” pemain dari menit ke menit. Seakan setiap menit selalu saja pemain dari kedua tim ini tak pernah absen “berjatuhan” bak phalawan bola yang memaksa para perawat, termasuk official untuk “melayani” secara ekstra memulihkan kondisi akibat kelelahan .
Sampai peluit panjang dibunyikan oleh sang pemilik hak veto , kedua kesebelasan harus puas menanti sebuah perhelatan dramatis yakni Adu Pinalty .
Drama adu Pinalty antara Persebata vs Perserond Rote Ndao ini membuat seluruh penonton penuh dak dik dug. Persebata sebelumnya lolos melaju ke putaran berikutnya semata hasil adu penalty demikian juga Perserond d Rote Ndao.
Tetapi akhirnya juga ini Perserond Rote Ndao harus ikhlas mengakui keunggulan anak Sembur Paus dengan skor 6- 5.
Terimakasih Tim Perserond Rote Ndao sang penjaga wilayah selatan RI ini karena kalian telah berkontribusi besar dengan menampilkan permainan penuh sportifitas sehingga Tuan Rumah Lembata dipaksa bekerja ekstra menuntaskan pertandingan melalui drama adu penalty.
Kami akan membalas dilaga 2023 untuk menjadi kesebelasan yang baik menunjang tuan Rumah ETMC di Rote Ndao.
Lantai I Gedung DPRD Lembata
Gewura Fransiksu Langobelen
Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Lembata.
(Sultan)***