LEMBATA-HRC. Peluncuran galeri Dekranasda Kabupaten Lembata pada Jumad, 3 Februari 2023 diproyeksikan menjadi tonggak awal berkembangnya usaha kecil menengah. Demikianlah mimpi para pelaku usaha kecil menengah di tanah baja Lembata yang selama ini kesulitan marketing.
Kehadiran Galeri Dekranasda menjadi suaka baru dunia usaha. Betapa tidak, ruang berukuran 105 M2 dan 90 m2 Gedung Ex Rujab Bupati Lembata di Kota Lewoleba yang semula hanyalah ruang kasong, berdebuh dan kotor itu, kini telah disulap menjadi sebuah galeri ‘entertain’ bernuansa marketing yang memajang, mempromosikan, mempublikasikan serta memasarkan sejumlah produk UMKM berwajah Lembata.
Sebenaranya galeri Dekranasda ini sesungguhnya sudah ada sejak tahun 2021, demikian sekapur siri Kepala Dinas Koperindag Longginus Lega dihadapan penjabat bupati Lembata, Mrsianus Jawa dan sejumlah undangan lain.
Namun, selaku ketua harian Dekranasda, Longginus Lega bersama pengurus harian lainnya memandang perlu untuk melakukan sejumlah inovasi dengan melengkapi I unit usaha berupa café sebagai bagian tak terpisah dari galeri dengan menempati ruang lain dalam gedung yang sama yang tak lain juga merupakan mimpi tanah ini untuk memiliki galeri sejak Dekranasda ini hadir 20 tahun lalu.
‘Tetapi baru hari ini di tahun 2023 kurang lebih 20 tahun baru kita punya galeri dekranasda. Puji tuhan atas dorongan awal kepemimpinan Bapak penjabat Bupati. Kita dikasih anggaran dalam kurun waktu 2 Tahun Anggaran yaitu tahun anggaran 2021 untuk pembenahan galeri di bagian dalam. Kemudian kita anggarkan lagi di Tahun 2022,’tutur Lega.
Ketua Dekranasda Kabupaten Lembata, Ny. Yoram Enggelina Koy memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mememberikan dukungan positif terhadap kehadiran galeri ini, terutama ibu Damayanti [istri Bupati Yance Sunur Almahrum] dan Ibu Maria Sadipun [istri bupati Thomas Ola], demikian juga terhadap Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata yang saat ini dinahkodai Marsianus Jawa selaku penjabat dan juga Dinas Koperindag yang melakukan penataan dan pengisian galeri.
Ny. Koy dalam sambutannya mengatakan, hadirnya galeri dekranasda sebagai upaya untuk mempromosikan mempublikasikan dan memasarkan hasil produk kerajinan khususnya dan produk-produk UMKM, juga untuk mendekatkan antara perajin dengan pembeli.
Ia mengakui, keberadaan dan tampilan isi atau koleksi serta pelayanan galeri dekranasda tentu belum optimal, masih jauh dari harapan.
Untuk itu dirinya bertekad untuk mengoptimalkan peran dekranasda termasuk mengoptimalkan galeri ini sejalan dengan rencana kerja dekranasda tahun 2023 yaaitu, pertama peningkatan dan pengembangan SDM perajin melalui pelatihan pembuatan kerajinan [Bambu, Gerabah, Anyaman Lontar maupun Pandan], pelatihan tenun ikat tradisional warna alam benang pintal, tenun modern atau tradisional warna kimia benang pabrik serta diversifikasi produk dari bahan tenun ikat.
Kedua, peningkatan promosi dan pemasaran produk kerajinan melalui penyediaan akun medsos dekranasda Lembata berupa halaman Facebook Instagram dan YouTube serta penyediaan akun dekranasda di marketplace Tokopedia dan Lazada. Ketiga, optimalisasi tata kelola galeri melalui pelayanan dan penatausahaan galeri dan kafe, fasilitasi penenun rutin di galeri, penyediaan produk kerajinan dan produk UMKM lainnya untuk pengisian galeri.
Sudah tentu menurut NY. Koy, sejumlah rencana kerja tersebut tentu melalui kolaborasi berbagai pihak terutama dukungan penuh pemerintah daerah dalam hal anggaran.
Penjabat Bupati Lembata, Marsianus Jawa kepingin agar tempat ini [baca-galeri] harus selalu ada orang setiap hari yang memungkinkan setiap orang [baca-pengunjung] yang datang mendapatkan sentuhan terkait produk UMKM Lembata dengan branding, kemasan dan cirikhas Lembata.
‘Bila perlu, ada penenun yang setiap hari berada di sini. Jika ada pengunjung yang memesan tenunan berciri atau bermotif daerah Lembata dengan durasi waktu tertentu, penenun itulah yang siap melayani,’tegas Marsianus Jawa.
Bupati Marsianus juga memberikan alternative kondusif agar galeri dekranasda menjadi ‘marketing’ dengan membeli semua produk UMKM di desa-desa dan menjual lagi di galeri Dekranasda tentu dengan harga yang normative dan terjangkau.
Marsianus Jawa juga menitipkan tanggungjawab keberlangsungan galeri dekranasda ini kepada semua kepala OPD untuk boleh mengajak para tamu undangannya mampir dan berbelanja di galeri dekranasda.
Launching galeri Dekranasda itu ditandai dengan ‘bute luba’ [pecah periuk] oleh bupati Lembata disaksikan ketua Dekranasda Lembata, Kepala Lapas Lembata, Kepala Kejaksaan Negeri dan Kepala Pengadilan Lembata serta tamu undangan lain.
Dengan dilaunchingnya galeri dekranasda ini setidaknya para perajin dan pelaku usaha berpartisipasi aktif memasukkan produknya melalui galeri sehingga semakin banyak produk yang ditampilkan dan bagi masyarakat atau tamu semakin mudah mendapatkan produk kerajinan produk makanan dan minuman olahan khas Lembata. [bb]