Kupang,HRC– Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur,Dr.ViktorBungtiluLaiskodat,SH,M.Si telah mengeluarkan surat edaran tentang pengendalian inflasi di daerah.
Penyampaian tersebut disampaikan Kepala Biro Perekonomian adan Administrasi Pembangunan Setda NTT,Dr.Drs.Jusuf Lerry Rupidara,M.Si dalam Acara Sosialiasi Uji Coba Implementasi Full Cycle Subsidi Tepat di Kupang, Selasa (28/2/2023)
Dalam edaran tersebut, gubernur mengimbau seluruh warga NTT turut mengendalikan inflasi daerah dengan berjalan kaki agar mengurangi penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM).
” Tujuh November guberur keluarkan edaran dalam rangka pengendalian inflasi dihimbau seluruh orang NTT untuk berjalan kaki, mengunakan sepeda atau kendaraan umum. Tujuannya untuk pengendalian bahan bakar minyak, inflasi daerah, ramah lingkungan dan juga kesehatan tubuh,” kata Lery Rupidara kepada wartawan.
Lery mengatakan, pengurangan pemakaian BBM untuk ramah lingkungan dan sedangkan jalan kaki berguna bagi kesehatan tubuh.
“Jalan kaki tidak disebutkan berapa jauhnya, itu kebebasan setiap orang, itu menggugah kesadaran orang kalau kita jalan kaki hemat BBM,” ujarnya..
Menyikapi edaran gubernur NTT ini terdapat kasha-kusuh diantara warga NTT terkhusus warga masyarakat Kota Kupang. “ Kita lihat saja nanti apakah pak Rupidara dapat berjalan kaki atau hanya sekedar omong kosong. Nanti saya diam-diam buntut dia,saya akan buatkan video dan viralkan kalau dia pake mobil” Ungkap Salah satu pegawai di lingkup pemprov.NTT.
Nada lain lagi mengatakan banyak keanehan yang dimunculkan oleh gubernur Victor “ aneh-aneh saja gubernur victor ini. Mau berlakukan jam masuk sekolah pukul 5 wita na, mau jalan kaki na.. macam-macam. Sudah dekat waktunya untuk selesai gubernur jadi buat-buat untuk dikenang” Keluh satu pegawai lagi.
Lebih lanjut pegawai ini mengatakan perlu menghargai perbedaan pada setiap pribadi. Kondisi pengalaman hidup yang berbeda,lingkungan hidup yang berbeda,latar belakang pendidikan yang berbeda. Semua itu harus dihargai dan tidak dapat dipaksakan hidup orang lain untuk sama dengan kehidupan seseorang yang sedang dijalani.
“ Pak gub harus mengerti dong, tidak bisah paksakan pengalaman hidupnya yang pahit kepada setiap kita. Kita berbeda, anak kampung dan anak kota tentunya situasi hidupnya berbeda” tutur pegawai ini kesal. (Team)**