Kupang,HRC- Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Kupang pada Selasa sampai dengan Rabu (21-22Juni 2022). Gubernur memulai kunjungan kerjanya dengan melakukan peninjauan lahan untuk penangkaran bibit jagung Hibrida di Kelurahan Oenesu Kecamatan Kupang Barat. Setelah hampir 20 menit melihat perkembangan lahan seluas 7 hektar tersebut, Gubernur VBL bersama rombongan bergerak menuju ke Oebati Desa Sumlili untuk melakukan penandatangan prasasti peresmian Rumah Ibadah Gereja Adven Hari Ketujuh di Desa Oebati. Selanjutnya, Gubernur VBL menuju ke Batulesa Desa Sumlili untuk mengikuti Kebaktian Syukur Panen Jemaat dan Penen Perdana Bawang Merah di Kebun Gereja Jemaat GMIT Aku Ada Batulesa yang dilaksanakan di Kebun Paku Batulesa, Senin (21/6).
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur memberikan apresiasi kepada seluruh jemaat GMIT Aku Ada Batu Lesa yang mampu membangun nilai dan semangat kebersamaan dengan memanfaatkan kebun gereja untuk menggalang dana bagi pembangunan Gedung Kebaktian Jemaat.
Gubernur dalam sambutannya mengajak Gereja untuk menjadi pionir kecerdasan, kepedulian dan keberanian bagi jemaat.
“Nilai-nilai ini harus ada dan dibangun dalam gereja. Sehingga jemaat yang datang (beribadah,red) di Gereja mampu untuk belajar tentang karakter Yesus yakni jujur, rela berkorban, berani dan cerdas. Input-input seperti ini tentunya akan menjadi kekuatan besar dalam membangun sesama manusia,” jelas Gubernur VBL.
Menurut mantan Ketua Fraksi Nasdem DPR RI itu, sebagai orang-orang yang tertebus oleh Yesus Kristus, manusia Kristen seharusnya tidak boleh terbebani lagi dengan dosa. Yang harus menjadi fokus orang Kristen sebenarnya adalah menjadi bagian dari kolaborasi dengan Tuhan. Menjadi bagian dalam pembangunan kerajaan Allah dalam semangat kebersamaan.
“Kita cenderung individualistis. Itulah letak kelemahan kita. Tidak ada lagi kebersamaan dan kolektivitas.Cara berpikir seperti ini harus dirubah agar kita bisa maju. Kekompakan dan militansi harus kita dorong untuk mengoptimalkan potensi-potensi kita dan mengatasi kemiskinan,” jelas Gubernur VBL.
Lebih lanjut Gubernur Viktor mengingatkan jemaat gereja sangat banyak. Ini merupakan kekuatan besar gereja dengan membangun kemitraan internal untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi gereja.
“Kita sedang lupa bahwa kita merupakan kekuatan besar. Contohnya GMIT punya banyak anggota. Dari seluruh anggota GMIT ini,ekonomi paling besar bertumpu di Kota Kupang. Maka Kota Kupang harus menjadi gerakan terutama dalam mengentaskan kemiskinan dalam GMIT. Karenanya, setiap panen bawang, panen cabe, panen sayur dan panen apapun dari gereja GMIT, seluruh di Kota Kupang harus dicek. Sekarang media sosial ini sudah begitu hebat. Kalau panen bawang di Batulesa 50 ton, maka dihitung kebutuhan anggota GMIT Kota Kupang berapa ton dalam sebulan dan setahun. Marketnya tidak usah pusing lagi, sudah jelas. Kemitraan internal ini harus ada,” kata Gubernur VBL.
“Bagaimana merumuskan networking (jejaring) internal dengan smartphone. Misalnya jemaat Oetete, berapa kebutuhan bawangnya, tidak perlu beli di mana-mana,jemaat di Batulesa dan lainnya dapat mensuplai kebutuhan mereka,”lanjut Gubernur VBL.
Putera Semau tersebut mengingatkan pentingnya semangat kolaborasi dalam mengatasi berbagai persoalan di NTT termasuk masalah stunting. Kalau pemerintah dan gereja memiliki gerakan sama dan searah maka permasalahan itu diatasi.
“Tidak ada lagi pemisahan antara (peran, red) gereja dan pemerintah dalam mengatasi berbagai persoalan kemiskinan dan stunting. Diskusi kita adalah bagaimana membangun kolaborasi kita dalam membangun manusia. Membangun mereka yang lapar, haus, telanjang, terpenjara dan orang asing. Fokus orang Kristen harus menuju ke sini. Sama dengan fokus pemerintah untuk membangun pertanian, peternakan, pendidikan, kesehatan dan infrastruktur
,”jelas Gubernur VBL.
Sementara itu Ketua Majelis Jemaat GMIT Aku Ada Batulesa, Pendeta Vonika Dolwale Adoe menyampaikan rasa terima kasih kepada Gubernur NTT yang berkenan hadir dalam acara Jemaat Aku Ada Batulesa.
“Kehadiran Gubernur merupakan suatu sukacita besar bagi kami. Walaupun jalan kami rusak dan terbatas, tapi kami tetap mengutamakan pendidikan anak-anak kami. Anak-anak bangsa ini mulai dari tingkat PAUD sampai SMP sangat membutuhkan sarana dan prasarana terutama akses jalan dan jembatan agar dapat menikmati pendidikan yang layat,”jelas Pendeta Vonika.
Dikatakan Pendeta Vonika, luas lahan jemaat adalah sekitar 100 hektar. Namun yang baru diolah dan ditanami tanaman jagung, padi dan holtikultura adalah 50 ha.
“Kami berupaya untuk memanfaatkan lahan yang ada dalam rangka mendukung pembangunan gedung gereja. Masih ada 50 ha yang belum dikelola karena keterbatasan dana dan alat-alat produksi pertanian. Kami sangat membutuhkan dukungan pemerintah untuk mengoptimalkan lahan ini,”jelas Pendeta Vonika.
Acara kebaktian panen jemaat dan panen bawang merah dirangkaiakan dengan Launching Progam Bank NTT Peduli Stunting melalui pemberian makanan tambahan kepada 6.000 Baduta kurang gizi di seluruh NTT yang dihadiri oleh seluruh Bupati/Walikota se-NTT secara virtual.
Selanjutnya Gubernur dan rombongan melanjutkan perjalanan menuju SMK Negeri 1 Amarasi Barat di Puru, Desa Nakbaun untuk berdialog dengan masyarakat Amarasi Barat dan bermalam di SMKN tersebut.
Tampak hadir pada kesempatan tersebut Bupati dan Wakil Bupati Kupang, Staf Khusus Gubernur Bidang Ekonomi, Direktur Bank NTG, Ketua Pokja Stunting NTT, Wakil Ketua Sinode GMIT, Ketua Majelis GMIT Klasis Kupang Barat, para pimpinan perangkat daerah lingkup pemerintah Provinsi NTT dan Kabupaten Kupang, para jemaat, masyarakat dan undangan lainnya.
(Eshy)**