Kupang,HRC- Pemberitaan media ini dengan judul; “Kepsek SMAKSt.Arnoldus Jansen Kota Kupang Keluarkan Siswa Secara Sepihak : Orang tua Siswa Tuntut Keadilan” memantik perhatian publik dengan masing-masing tanggapan yang berbeda-beda. Ada pihak yang mendukung sekolah namun juga ada pihak yang sangat peduli terhadap siswa yang dikeluarkan.
Terkait pro-kontranya pandangan publik terhadap berita ini maka pihak media Independen Hak Rakyat berjuang menghubungi Kepala dinas Pendidikan Provinsi Nusa Tenggara Timur dan juga pihak Kepala Sekolah yang bersangkutan.
Kepala Dinas Pendidikan NTT,Linus Lusi,S.Pd,M.Pd dihubungi media ini Sabtu,(18/2/2023) via WA dengan bunyi chat “ mohon tanggapan Pak Kadis terkait siswa dikeluarkan dari sekolah secara paksa.Terimakasi”. Membaca bunyi WA dari media ini, Lusi justru bertanya balik terhadap media ini. “ Menurut Pak bagaimana” Balas WA dari Lusi.
Media ini pun dengan santun merespon apa yang disampaikan Kadis Pendidikan NTT ini. “ Pak Kadis bantu dulu komunikasi dengan pastor kepala sekolah agar siswanya diterima kembali.Kasihan siswa itu sudah kelas 3” Demikian bunyi chat WA dari media ini.
Lusi dengan singkat dan tanpa beban merespon media ini dengan bunyi kalimat “ Aturan sekolah” . Media Hak Rakyat juga masih tetap mengikutinya dengan pertanyaan berikut “ Aturan sekolah bisah ditinjau kembali,Hak anak untuk memperoleh pendidikan sangat diutamakan. Pak Kadis punya kewenangan dalam persoalan ini” respon Hak Rakyat tanpa dibalas lagi oleh Linus Lusi yang diangkat dan dilantik oleh Gubernur NTT guna menjalankan tugas pelayanan pendidikan di NTT terutama menjembatani urusan –urusan pendikan tingkat SMA/SMK.
Sementara itu Kepala Sekolah SMAK St. Arnoldus Jansen Kota Kupang,Pater Apolynarius Wawo Koa,SVD dihubungi media ini Senin,(20/2/2023) melalui jalur komunikasi WA dengan bunyi chat “ Selamat siang Pater.Maaf mengganggu.Ijin saya Frengco,Pemred Hak Rakyat.Mohon tanggapan Pater terkait pengaduan orang tua siswa yang dikeluarkan dari SMA ST.Arnoldus.Apakah hanya persoalan biaya atau ada persoalan lain dari siswa tersebut. Terimakasih Pater” Bunyi chat WA dari media ini. Media ini pun dengan setia menunggu balasan WA dari Pater Apolynarius dengan menghitung angka menit hingga jam tetap saja tidak ada respon dari sang Pastor.
Dengan kondisi ini maka media ini menghubungi lagi dengan telp suara WA namun juga tidak direspon oleh Pater Apolynarius. Media ini tetap tidak putus asah tetap saja menghubungi Pater Apolynarius dengan chatingan WA lagi. “ Pater, bisakah saya telp” bunyi chat WA dari media ini. Namun setelah dibaca oleh Pater Apolynarius tetap saja tidak memberikan respon. Dirinya lebih memilih bungkam dan membisuh seribu kata dengan alasan yang tidak dimengerti oleh pihak media ini. (Frengco)*
