Maumere,HRC- Total 68 Calon Guru Penggerak (CGP) angkatan ke-7, asal Kabupaten Sikka menggelar Lokakarya 7 bertempat di aula TK Maria Ferari, Rabu 12/07/2023.
Lokakarya yang digelar bertemakan Festival hasil panen belajar CGP, dalam rangka menciptakan ruang diskusi positif dan kerjasama antar guru dan pemangku kepentingan mencari solusi dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan.
Guru Penggerak merupakan program pendidikan dari pemerintah untuk meningkatkan kompetensi guru. Selain itu wakil bupati Sikka Romanus Woga, dalam arahannya saat membuka kegiatan, mengharapkan agar dengan adanya guru penggerak dapat mampu menggerakkan komunitas belajar.
Romanus Woga menjelaskan, prinsip program adalah mendorong upaya peningkatan kualitas pendidikan di sekolah maupun di luar sekolah menggunakan pendekatan andragogi dan blended learning. “Dengan menggunakan dua metode yang tadi dijelaskan, nantinya guru yang terdaftar didalam program ini mereka juga harus mengikuti proses pembelajaran,” terangnya.
Menurut Romanus Woga, model pembelajaran yang tertuang adalah menggunakan metode pelatihan dalam jaringan atau belajar daring, lokakarya, dan pendampingan individu.
Wakil Bupati Sikka ini kemudian merincikan, 70% pengajar belajar di sekolah, 20% bersama sesama pengajar, dan 10% bersama narasumber, fasilitator dan Pengajar Praktik (PP). Pendampingan dilakukan secara individu di sekolah CGP dan pendampingan kelompok melalui kegiatan Lokakary, sentil Romanus.
Selanjutnya ketua panitia Lokakarya 7, Yanres Bulan menyampaikan bahwa Festival Hasil Panen Belajar CGP angkatan 7, adalah mendeskripsikan perjalanan selama 6 bulan para CGP mengikuti pembekalan, mengikuti pertemuan daring/luring dengan fasilitator serta menerima kunjungan pengajar praktik di sekolah dan juga kegiatan lokakarya setiap bulan sebagai kegiatan rutinitas disamping kegiatannya sebagai guru di sekolah.
Menurut Yan Bulan dalam materinya, kewajiban pengajar praktik mendampingi CGP sangat berkesan karena ada kebersamaan dalam belajar, berbagi, berkolaborasi, berefleksi dan mensosialisasikan hasil belajar setiap modul, sehingga menanamkan semangat bergerak, tergerak dan menggerakan, baik itu melalui daring maupun luring.
Untuk itu selaku perpanjangan tangan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi NTT berharap agar semua CGP yang telah mengikuti pembekalan selama 6 bulan dan lulus menjadi Guru Penggerak (GP) dan mendapatkan Sertifikat, dapat menjadi pemimpin di sekolah.
Selanjutnya harapannya agar lulusan PPGP dapat mewujudkan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan di seluruh daerah-daerah negara ini, dengan keberpihakan pada murid-murid sesuai yang didapat berdasarkan pengalaman mengikuti beberapa model-model pembelajaran.(Icha) **