Lembata, HRC- Proyek pekerjaan rehabilitasi dan renovasi sarana prasarana SD Inpres Waiwaru Kecamatan Ile Ape Timur Kabupaten Lembata NTT senilai Rp 3, 2 milyar tahun anggaran 2020 diduga dikerjakan asal jadi,” demikian sumber resmi yang minta identitasnya dirahasiakan.
Menurut sumber tersebut item pekerjaan “korban asal jadi” itu antara lain rekon gedung ruang kelas A, dan ruang kelas B, rekon 3 unit mes guru, rekon Km/Wc, lapangan upacara, tempat cuci tangan, pagar sekolah, gapura, rehab ruang guru dan rehab perpustakaan yang disinyalir belum 100% selesai dikerjakan.
Kepala SD Inpres Waiwaru Aloysius Geleuk yang ditemui Kamis, 24 Maret 2022 jujur mengakui bahwa sebagian item pekerjaan seperti rekon gedung ruang kelas A, rekon gedung ruang kelas B, rekon 3 unit mes guru, rekon Km/Wc, lapangan upacara, tempat cuci tangan, pagar sekolah, gapura, rehab ruang guru dan rehab perpustakaan belum 100
persen diselesaikan, kerena keburu kontraktornya menghilang dan sulit dihubungi.
Padahal menurutnya, proyek tahun tunggal ini sudah mulai dikerjakan Juni 2020 dan berakhir Juni 2021, termasuk alokasi waktu yang sangat lama.
“Semua item pekerjaan belum tuntas seratus persen,” Tegas Alo mengakui.
Belakangan diketahui seseorang bernama Wawan mengaku dari PT. Brand Mandiri Jaya Sentosa sedang berupaya menyelesaikan tunggakan pekerjaan di SD yang berdiri 6 September 2004 dengan nomor SK 119 tahun 2004.
Secara kronolog Kasek Aloisius Gehak menjelaskan, selaku kepala sekolah peranya sebatas tandatangan SPPD PPK, selain mengikuti sosialiasi terkait proyek ini. Dirinya tidak berurusan dengan proyek di sd yang terletak di lintang 8 bujur 123 geografis.
Ia menjadi kepala sekolah lokasi proyek tetapi tak memiliki kewenangan apapun
meskipun ia tahu, ia lihat bahwa pengerjaan pagar sekolah belum selesai, pintu dan jendela gedung kelas belum juga beres, demikian juga bola lampu yang tidak terpasang.
Ia tidak bisa berbuat apa-apa karena segala urusan pembangunan diatur PT. Brand Mandiri Jaya Sentosa termasuk “menghilangnya” PT. Brand Mandiri Jaya Sentosa ataupun saat Wawan atas nama PT. Brand Mandiri Jaya Sentosa yang baru tiba tiga empat hari lalu
untuk menyelesaikan pekerjaan berjudul.
“Tiga empat hari lalu datang kontraktor baru. Saya tidak tahu kalau Pak Wawan dari PT. Brand Mandiri Jaya Sentosa yang siap menyelesaikan item pekerjaan yang belum ada. Dan saat ini pintu, jendela sudah aman. Pintu sudah dipasang,” Tegas Aloisius Geleuk.
Aloisius Geleuk juga tegas menampik sejumlah spekulasi yang menudingnya bemain mata dan sangat tertutup dalam proyek ini.
“Saya tidak ada urusan dengan kontraktor. Saya juga tidak tahu tentang RAB. Soal uang, soal penandatangan pencairan, saya tidak tahu. Tidak ada dalam perjalanan hidup saya terlibat dalam urusan proyek,” Tegasnya seakan bersumpah.
TINGGALKAN UTANG 1, 5 JUTA
Kisah tentang sekolah bernomor pokok : 50304496 berlanjut terus.
Menurut Aloisius Geleuk, menghilangnya PT. Brand Mandiri Jaya Sentosa tidak saja
menyebabkan terbengkalainya, sejumlah item pekerjaan tetapi juga meninggalkan utang Rp. 1. 5 juta
biaya pembongkaran gedung lama.
“ PT. Brand Mandiri Jaya Sentosa berjanji membayar kembali uang 1, 5 juta kepada
sekolah ketika pencairan dana proyek. Tetapi itu tidak ada, tidak dibayarkan sampai kontraktornya pergi. Pergi tinggalkan utang Rp. 1, 5 juta. Bukan itu saja, sebagian material sekolah juga dipakai kontraktor,”terangnya.
Saat ini, meskipun belum dilakukan PHO dan serah terima pemanfaatan, lembaga
pendidikan yang berekening di BANK BPD NTT, cabang KCP/Unit Lewoleba ini telah melaksanakan kegiatan tatap muka terbatas. (Team)*