Kupang,HRC- Seluruh komunitas SD Inpres Labat tak merasa risih meski kadang divonis sebagai “Sekolah Kampung”. Bahkan ketika anak-anak yang bersekolah di tempat itu dicibir sebagai “anak kampung“, pihak sekolah tetaplah memberikan motivasi dan berusaha untuk selalu enjoy sembari terus menunjukan jati diri dengan menyabet sejumlah kejuaraan dalam berbagai even.
“Prestasi-prestasi yang kami raih seakan menegaskan identitas SD Inpres Labat, di tengah pesimisme dan cibiran,” tegas Kepala Sekolah Marselina Selan.
Pesimisme dan cibiran kemudian dijadikan pemicu bagi sekolah di Jln. Bonsai, Bakunase itu untuk meraih sejumlah sukses. Sukses itupun menurut Marselina Selan sejalan dengan prinsip magnetik sekolah untuk “Mengeliminasi vonis Premature” sebagai sekolah kampung atau anak kampung.
“Kami tidak menyerah begitu saja. Bahkan dengan keyakinan yang penuh dan tekad yang kuat untuk tampil beda dengan dengan sekolah lain. Seluruh pesimisme tidak menyurutkan niat kami untuk mengukir prestasi,” tegas Kepala SD Inpres Labat Marselina Selan.
Kepala SD Inpres Labat Marselina Selan tidak jumawa begitu saja. Dia menyebutkan, sekolah yang dipimpinnya ini telah tercatat dalam sejarah kota Kupang sebagai salah satu SD yang pernah keluar sebagai juara 1 lomba paduan suara antar sekolah sebanyak 5 kali.
Teranyar menurut Marselina Selan, sekolah ini menjadi pemenang sekaligus juara 1 lomba paduan suara “Lewo Ro Pirin Sina – Tana Ro Makon Jawa,” sebuah lagu tradisional berbahasa daerah dari Alor dalam festival pentas seni yang digelar Dinas Pendidikan kota Kupang belum lama ini, yang secara tidak langsung sudah dan mulai dikenal publik karena “kekhasan”dalam paduan suara”.
“Prestasi ini seakan mengaskan bahwa, dalam keterbatasan sarana-prasarana pelengkap seperti kostum, selempang, alat peraga bahkan atribut lain, kami mampu memberikan yang terbaik. Hanya alat-alat tradisional mengantarkan kami menjadi juara,”tegas Selan yang telah 21 tahun menjadi guru sekolah dan hampir 4 tahun menjabat sebagai Kepsek ini.
Marselina menambahkan, sejumlah prestasi yang diraih itu semata karena persiapan yang matang dari kelompok seni budaya yang telah dibentuk di sekolahnya dengan tujuan untuk mengembangkan seluruh bakat yang dimiliki siswa terutama dalam urusan kesenian.
Terkait proses pembelajaran, Marselina Selan mengatakan sejak awal Agustus pembelajaran telah dilaksanakan 100 persen. dengan pembagian shift pagi dan siang dikarenakan kekurangan ruangan kelas untuk 447 siswa meskipun telah ada 18 rombel siswa dengan 29 tenaga kependidikan dan kepegawaian.
“Kegiatan belajar mengajar tatap muka dilakukan tiga shift dari Pkl. 07.00 sampai Pkl. 12.00 kami melakukan ini mengingat rombongan belajar yang besar tetapi ruangan kelas yang terbatas” ujar Selan.
Sejak pertama kali dipercayakan sebagai kepala, dirinya selalu menerapkan disiplin terutama untuk para guru termasuk juga disiplin mengajar dikelas, sekaligus juga menjadi motivator untuk merubah sekolahnya dengan melakukan penanaman pohon di sekitar sekolah, memagari lingkungan sekolah dan melakukan lantailisasi pada halaman sekolah.
“Jika ada yang melakukan pelanggaran, saya tidak segan-segan untuk memberikan sangsi,”tegasnya.
Sebagai kepala sekolah, dirinya berupaya terus membangun komunikasi bersama dinas terkait demi pengembangan sekolah. Alhasil upaya ini mendapat perhatian. Setidaknya pada tahun 2021, pihak Kementerian Pendidikan memberikan bantuan sebanyak Rp. 40 juta, demikian juga untuk tahun 2022-2023, pihak Kementerian Pendidikan juga memberikan bantuan DAK untuk pembangunan 3 unit gedung baru, 1 buah laptop dan pembangunan 10 unit WC.
Serta bantuan setiap tahun dari Jeriko berupa seragam dan buku tulis beberapa tahun ini.
Kepala SD yang kharismatik ini juga mengatakan, SD Inpres Labat juga memiliki satu guru yang lolos seleksi sebagai guru penggerak, sementara 2 siswanya dari kelas 3 masing-masing Irene dan Vicky Manafe dipercaya untuk melakukan “kampanye” promosi susu Dancow dan Koko Krunch.
Tahun ini, di hari ulang tahun lahirnya bangsa Indonesia yang ke 77, ada sesuatu yang unik dari SD yang berdiri sejak tahun 1980, yakni biasanya seluruh instrumen HUT RI mulai dari Paskibraka, pembacaan Pancasila sampai pada protokol di tangani siswa, tetapi tahun ini ditangani langsung oleh para guru.
Selain itu menurut Marselina Selan, pihaknya juga menggelar sejumlah kegiatan sebagai bakti padamu negeri di hari ulang tahun bangsa ini, antara lain tarik tambang, fashion show, paduan suara dan lomba berbagai atraksi seni tari sesuai edaran dinas setelah mengakhiri pembelajaran semester genap dan masuk pembelajaran semester ganjil tahun 2022-2023.
Yusnita Rede wali kelas 6 SDI Labat setempat memiliki kebanggan karena dipercayakan sebagai salah satu petugas dalam Apel Bendera Peringatan ke 77 Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia.
” Momentum istimewa ini setidaknya membakar semangat saya untuk menjadi lebih baik dalam memaknai kemerdekaan sesungguhnya, khususnya dalam dunia pendidikan. Kita boleh bebas menikmati kebebasan pendidikan karna salah satunya adalan karena bangsa kita telah bebas dan merdeka dari penjajah, ” tutup Rita.
(Desy).