Kupang,HRC- Koperasi kredit swastisari Nusa Tenggara Timur merupakan koperasi sehat dengan asset diatas Satu Triliun dengan beranggotakan hampir 300.000 anggota yang menyebar diseluruh Kabupaten/Kota di NTT.
Bukan hanya melayani di NTT namun koperasi Swastisari juga kini melayani hampir daerah Se-Nusantara. Jawa,Kalimantan,Nusa Tenggara Barat,Bali dan daerah –daerah di luar NTT kini menjadi target pelayanan Kopdit Swastisari.
Dalam kemajuan pesat yang diraih Koperasi ini tentunya masyarakat publik bertanya-tanya siapakah sosok dibalik kemajuan Kopdit Swastisari?
Media Independen Hak Rakyat sebagai penyambung lidah dan penopang mata rakyat Indonesia menyempatkan diri berdialog dengan figure dibalik kesuksesan Kopdit swastisari.
Dialah Yohanes Sason Helan General Maneger Kopdit Swastisari yang selalu dengan ide-ide cemerlang menghantarkan kopdit swastisari menuju kemajuan yang luar biasa.
“Ketika saya dipercayakan mengurus koperasi ini,banyak hal yang saya curahkan untuk memajukan koperasi yang kini sudah punya anggota hampir 300.000-an anggota” Ungkap Helan.
Helan mengisahkan bagaimana dirinya berjuang dengan terobosan-terobosan yang luar biasa dalam memajukan koperasi ini. “Awalnya kita masih berkantor di Oepoe dan saya usahakan gedung kantor baru yang saat ini nilainya sudah milyaran rupiah yaitu gedung kantor di Wali kota sekarang” Kisah Helan.
Menurut Helan bahwa semenjak masih berkantor di bilangan Oepoi,Koperasi Swasti sari hanya beranggotan 3000-an namun setelah berpindah alamat ke gedung baru di Wali kota,penambahan anggota melonjak ratusan persen.
“Waktu masih di Oepoi,anggota koperasi hanya 3000 namun setelah berpindah ke Wali Kota penambahan anggota melonjak tinggi hampir 15.000 anggota. Waktu itu banyak pihak yang tidak mendukung namun sekarang hasilnya dinikmati oleh seluruh anggota. Saya awal-awal ditantang oleh pengurus koperasi namun saya tetap mempertahankan prinsip untuk kemajuan koperasi ini” Kenang Helan yang kini sedang mempersiapkan diri meju sebagai Caleg DPR-RI dapil NTT II.
Selain gedung baru di Wali kota, terdapat juga gedung kantor Pusat di Oeba Kecamatan Kota Lama Kota Kupang. Gedung Kantor pusat yang saat ini menjadi Icon Koperasi Swastisari saat itu juga menjadi perhelatan pro-kontra diantara pengurus kopdit swastisari.
Namun oleh Helan,diriya tetap berjuang dengan konsep-konsep besar yang tidak dimiliki oleh semua orang dalam menggapai kemajuan kopdit swastisari.
“Belum lama kami berkantor di Wali Kota, ada tawaran untuk mengambil tanah dan gedung berlantai tiga ini yang lokasinya persis di Jantung Kota Kupang zona bisnis dan ekonomi. Nilainya hanya Rp 2 milayar lebih. Dan saat itu saya langsung nekat untuk mengambil bangunan ini. Akhirnya terbukti bahwa Kita hanya keluarkan uang 2 Miliar lebih namun saat ini transaksi keuangan setiap hari di kantor ini mendekati milyaran ruiah” Ungkap Helan senyum bangga.
Menjawab media ini terkati kunci kesuksesan membangun Koperasi Swastisari, tidak lain Helan mengatakan hanya satu melayani dengan kasih. “Semua anggota dan semua orang yang datang ke kantor ini harus dilayani penuh kasih tanpa perbedaan. Siapa pun dia yang datang membutuhkan pelayanan disinih harus dilayani penuh kasih” Tegas Helan.
Helan pun mengisahkan pengalaman bagaimana ketika dirinya membuka cabang baru Kopdit Swastisari di Bima Nusa Tenggara Barat. Di NTT khususnya di wilayah Bima dikenal dengan Negeri seribu Janda,negeri sejuta mesjid. Dan hal ini benar adanya.
“Waktu kita buka cabang di Bima, yang datang semua ibu-ibu berkerudung. Dan kita berikan pemahaman kepada mereka bahwa kehadiran kita untuk membantu mensejahterakan mereka. Dan luar biasa antusiasnya mereka. Sekarang Cabang disanah anggotanya semakin bertambah setiap hari dengan asset yang semakin meningkat”Kenang Helan. (Frengco)*
