Kupang,HRC- Sejumlah masalah klasik kerap melanda negeri ini terutama di bidang pendidikan. Penyelenggara pendidikan kerap dibikin pening kepala menghadapi situasi yang serba “Kekurangan”, dimulai dari kekurangan fasilitas pendukung, minimnya tenaga pengajar sampai kepada ruang belajar yang belum lengkap.
Fakta lapangan menunjukkan, sejumlah sekolah tersebut ibarat kerakap diatas batu, hidup segan mati tak mau, bertahan saja karena ala bisa karena biasa.
Fakta lainnya menunjukan, trend pengalokasian proyek dewasa ini, kerap ada sebagian sekolah yang mendapat lebih (proyek) tetapi tidak sedikit yang praktis tidak mendapatkan alokasi proyek meski hanya berupa rehab ruang atau gedung sekolah.
Hal ini mungkin saja karena keterbatasan anggaran baik APBD I maupun APBD II atau juga kebijakan politik anggaran cenderung mengedepankan sekolah-sekolah yang memiliki kontribusi prestasi akademik.
Rupanya kondisi kekurangan ruang belajar dan ruang praktek siswa juga dialami SMK Negeri 8 Kupang, bungsu dari semua SMK di kota karang ini.
Kondisi ini sontak menjadi pemicu dan memberi motivasi dan spirit bagi “entertain” Yehezkial Thobias Ledoh , Kepala SMK Negeri 8 Kupang untuk membiduk lembaga pendidikan kejuruan ini agar terus melangkah mengikuti ungkapan klasik “Tutwury Handayani, Ing Madio”Mangun Karso” agar SMK yang memiliki tiga jurusan diantaranya teknik Computer- jaringan dan teknik audio video yang semula tidak diminati siswa pada tahun-tahun awal juga penambahan jurusan baru di tahun 2014 yakni program pangan dan Holtikultura (Pertanian)tetap konsen dan “berlayar” terus menapaki lorong kehidupan seiring berjalannya waktu untuk menempah generasi bangsa demi bangsa dan negara.
Kepala SMK Negeri 8 kota Kupang, Drs.Yehezkial Thobias Ledoh di tengah perbincangan dengan Hak Rakyat di ruang kerjanya Senin,(29/8/2022 ) terlihat optimis mampu meraih prestasi meski dengan keterbatasan.
Dia mengharapkan belain kasih berupa perhatian dari Dinas Pendidikan Provinsi Kupang dapat mengalokasi anggaran yang bisa diploting demi mengatasi kesulitan infrastruktur di sekolahnya demi mengatasi kesulitan terhadap 10 rombongan belajar yang saat ini praktis hanya memiliki 3 ruang kelas untuk KBM.
” Saya memiliki keyakinan bahwa SMK Negeri ini dapat menjadi alternatif bagi anak-anak untuk bersekolah karena letaknya berada di pinggiran kota. Bagi warga lingkungan sekitar, saya berharap untuk memilih sekolah di sini. Kiranya pihak pemerintah daerah dapat memperhatikan sekolah ini dengan membangun sarana- prasarana pendukung KBM,”Tegas Yehezkial.
“Semoga tahun ini, kami mendapat bantuan tambahan 7 ruang kelas dan 4 ruang baru untuk bisa memenuhi kebutuhan sekolah karena jumlah siswa kami terus bertambah setiap tahun,” ucap Yehezkial berharap.
Lebih lanjut Yehezkial Thobias Ledoh mengatakan sesuai dengan janji kepala dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT bersama dengan Kabid Dikmen melakukan penambahan sumber daya tenaga guru serta bendahara bos yang sesuai juknis adalah seorang ASN tetapi semua itu belum terealisasikan alias menunggu.
” Saya sudah diatas tiga kali bersurat ke dinas meminta perhatian dua tenaga guru jurusan penerbangan yang diberhentikan akibat Pandemic Covid-19 Sejak bulan Februari di janjikan untuk diangkat tetapi sampai saat ini belum juga dijawab” Jelas Ledoh.
Ledoh menambahkannya tertanggal Agustus kami melakukan studi banding di SMK 29 Jakarta terkait upaya pengembangan sekolah ini.
” Puji Tuhan respon SMK 29 Jakarta memberikan respon positif sehingga Mereka bersedia membantu memberikan informasi dan masukan pengembangan kurikulum termaksud fasilitas praktek dan kesempatan mahasiswa magang sebagai jembatan bagi siswa kami terkait Dudi magang Tahun depan” Jelas Ledoh
Untuk diketahui SMKN 8 Kupang yang terletak dipinggiran Kota Kupang tepatnya di Kelurahan Naimata yang bisa dijangkau masyarakat di Kecamatan Maulafa, Liliba, serta Kabupaten Kupang terutama dari wilayah Baumata saat ini memiliki tiga jurusan utama yakni Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), Jurusan Agribisnis, Tanaman Pangan, dan Holtikultura (ATPH), serta Jurusan Penerbangan(Line Maintenance atau LM), dan Base Maintenance dengan jumlah tenaga pendidik dan kependidikan 25 orang, 7 PNS, 18 tenaga guru honor dan komite.
(Desy)