Kupang, HRC- Kesehatan merupakan hal urgensif dalam kehidupan manusia untuk itu tentunya biaya perawatan kesehatan sangat mahal yang harus ditanggung oleh setiap orang dengan cara menjaga pola hidup sehat.
Menjawab tuntutan kebutuhan kesehatan masyarakat lahir pula Perguruan Tinggi Ilmu Kesehatan Swasta pada setiap Provinsi di Indonesia guna mendukung negara dalam hal kemajuan kesehatan rakyat Indonesia.
Provinsi Nusa Tenggara Timur (Prov.NTT) merupakan provinsi kepulauan yang tentunya dalam akses pembangunan terkhusus sektor perhubungan sangat Sulit untuk menjangkau setiap daerah di NTT beda dengan provinsi yang secara geografis hanya satu daratan.
Provinsi dengan 22 Kabupaten/Kota dan ribuan kecamatan dan desa sudah tentu dalam hal pelayanan kesehatan mengalami kesulitan apabila Tenaga Kesehatan (Nakes) di daerah ini minim dari tuntutan kebutuhan.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Maranatha Kupang merupakan salah satu perguruan tinggi swasta di NTT yang kini mendidik fan mempersiapkan kader-kader tenaga kesehatan NTT guna melayani masyarakat di seluruh NTT, di Indonesia bahkan sampai mancanegara Timor Leste dan beberapa negara tetangga lainnya.
Pendiri STIKES Maranatha Kupang, Drs.Semuel Sellan ditemui media Independent Hak Rakyat di ruang kerjanya Kamis (21/10 /2021) mengatakan STIKes Maranatha yang kini memasuki usia ke-22 tahun setidaknya telah menamatkan ribuan tenaga kesehatan baik itu perawat dan bidan di NTT.
” Secara definitif Lembaga ini baru beroperasi pada 2006 namun sejak tahun 2000 lembaga Perguruan Tinggi ini telah saya bangun” Kisah Sellan.
Lebih lanjut pensiunan ASN pada lingkup kerja daerah Kabupaten ini mengisahkan bagaimana dirinya terpanggil untuk mendirikan sekolah tinggi Ilmu Kesehatan dikarenakan setiap kunjungan kerja ke desa di pelosok Kabupaten Kupang kalah dirinya masih aktif ASN tidak lain selalu dirinya menyaksikan gedung fasilitas kesehatan (Faskes) yang tersedia di desa tidak dihuni karena ketiadaan tenaga kesehatan (Nakes).
” saya tertarik untuk dirikan kampus ini karena ketika masih aktif sebagai ASN saat kunjung ke desa selalu menyaksikan gedung puskesmas atau Pustu selalu kosong bahkan dihuni Oleh ternak Sapi,Kambing dan Lain-lain. Dari pengalaman inilah saya mendirikan Perguruan Tinggi Kesehatan ini” Kenang Sellan.
Menjawab Media ini terkait dukungan rill pemerintah Provinsi NTT terhadap pengembangan kampus ini tidak lain Selan mengatakan dirinya sangat bersyukur karena sejak berdirinya kampus ini baru kali ini dalam kepemimpinan Gubernur Victor Bungtilu Laiskodat kampus ini diperhatikan secara baik dengan cara meluncurkan dana hibah Milyaran rupiah bagi kampus ini.
” Saya perlu berterima-kasih kepada pemerintah Provinsi NTT dalam hal ini kepada bapak Gubernur Victor Bungtilu Laiskodat yang telah memperhatikan kampus ini dengan membantu dana Milyaran rupiah” Ungkap Sellan.
Sellan menambahkan bahwa ketika kunjungan kerja Gubernur Victor ke kampus ini Gubernur Victor memberikan janji dan tugas bagi kampus ini yang harus menjadi kampus untuk menyiapkan Nakes yang akan berkarya di seluruh pelosok NTT. Dan janji gubernur Victor untuk memberikan beasiswa maupun dana rill guna pengembangan kampus ini terwujud dengan sudah dua kali kampus ini mendapat dana hibah sebesar Rp.3.750.000.000.00 (Tiga Milyar Tujuh Ratus Lima Puluh Juta Rupiah) secara bertahap yakni tahap awal sebesar Rp 1.750.000.000.00 dan tahap ke-2 sebesar Rp.2.000.000.000.00.
” saya ditugaskan oleh Gubernur untuk mencari mahasiswa sebanyak-banyaknya dan awal saya dan tim kerja turun ke Amfoang kami mendapat 175 calon mahasiswa kesehatan” Tandas Sellan.
Sellan menambahkan terkait keinginan masyarakat guna menyekolahkan putera/i nya pada sekolah tinggi kesehatan adalah menjadi kerinduan setiap orang tua dan putera/i di daerah pelosok namun karena faktor promosi dan aksess yang dapat menghambat keinginan mereka terwujud.
Perlu diketahui STIkes MARANATHA Kupang juga kini memiliki akademi kesehatan yakni akademi Keperawatan Maranatha yang khusus mendidik Nakes D3 Keperawatan.
STIKes Maranatha dengan jumlah mahasiswa data terbaru sebanyak 700-an mahasiswa ini dimana terdapat 157 mahasiswa memperoleh beasiswa dari pemerintah Provinsi NTT. Selain Itu dukungan dana untuk pengembangan kampus ini tetap menjadi prioritas Pemerintah Provinsi NTT hingga 2024. (Frengco/Eshy)*