Kupang,HRC- Musim kemarau ekstrem segera tiba dan akan melanda wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), hal ini disampaikan oleh Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Nusa Tenggara Timur Kamis, (30/3/2023).
Pemerintah NTT pun tak tinggal diam, langkah-langkah antisipatif segera disiapkan agar dampak musim kemarau ekstrem tersebut tidak membuat rakyatnya mengalaminya sebagai bencana.
Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah Nusa Tenggara Timur NTT, mengeluarkan peringatan segera memasuki musim kemarau yang akan melanda sebagian besar wilayah NTT pada bulan April mendatang.
Peringatan Informasi prakiraan awal musim kemarau Tahun 2023 di NTT ini disampaikan dalam konferensi pers dengan awak media di kantor Gubernur NTT, Kamis 30 Maret 2023 oleh Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II NTT BMKG Rahmatulloh Adji didampingi Kepala Dinas Pertanian Provinsi NTT, Lucky F. Koli dan Kepala Pelaksana BPBD NTT.
“Musim kemarau diperkirakan akan mulai terjadi pada bulan April ini dan puncaknya pada Agustus 2023,” jelas Rahmatulloh Adji, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II NTT BMKG.
Menurut Rahmatulloh Adji, masyarakat perlu waspada terhadap cuaca esktrem dan kekeringan di beberapa wilayah di Nusa Tenggara Timur.
“Kami menghimbau pemerintah daerah dan masyarakat lebih siap terhadap dampak musim kemarau ini. Beberapa kabupaten di NTT memiliki potensi bencana kekeringan,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Pertanian NTT, Lucky F. Koli mengatakan Pemprov NTT sudah menyiapkan berbagai langkah antisipasi menghadapi kekeringan ekstrem yang akan melanda beberapa wilayah di NTT.
“Kita akan siapkan langkah mitigasi terkait dengan musim kemarau yang akan terjadi. Pemerintah mempersiapkan langkah-langkah. Kita manfaatkan musim tanam kedua ini dengan jenis tanaman yang beradaptasi dengan kekeringan” pintahnya.
Adapun tanaman yang dipersiapkan dan mampu beradaptasi dengan musim kemarau adalah dengan menanam kacang-kacangan, Kelor, sorgum dan jagung.
“Komoditas ini bisa beradaptasi dengan kemarau dan kekeringan ekstrem. Skema yang disiapkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” sebutnya.
Diakui Lucky, pihaknya akan melakukan mobilisasi alat-alat panen ke sentra produksi sehingga membantu masyarakat dalam menghadapi musim kemarau yang cukup panjang ini.
Selain alat-alat panen akan disiapkan juga pompa-pompa air untuk menghadapi musim kemarau ini yang diperuntukkan bagi petani.
“Kita akan lakukan ini sesuai dengan update informasi cuaca yang disampaikan oleh BMKG,” tandasnya.
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD NTT, Ambros Kodo, mengatakan bahwa BPBD sudah menyiapkan berbagai langkah antisipasi agar tidak menjadi mudah tertangani apa bila menjadi bencana kekeringan.
“Kita akan menetapkan langkah untuk menentukan kajian untuk menetapkan status kekeringan apakah di siaga atau tanggap darurat. Karena kekeringan sering melanda NTT setiap tahun,” ujar Ambros
Menurut Ambros, koordinasi dan kerjasama lintas sektor akan sangat diperlukan untuk memudahkan penanganan setiap permasalahan dari dampak kemarau panjang tersebut.
“Kami sudah berkoordinasi dengan dinas pertanian untuk menyiapkan langkah-langkah bagi ketersediaan pangan. Kami ingin menyampaikan bahwa semua informasi berhubungan dengan ini, BPBD akan melakukan tugas dan fungsi terkait dengan penanganan dampak kekeringan,” bebernya.