Lewoleba,HRC- Semua kisah tentang Brigjen Pol (Purn) Drs Anton Enga Tifaona bagaikan lembaran buku yang tak pernah habis di baca. Kebaikannya bagaikan mata pena yang merajut aksara dari waktu ke waktu. Keteguhannya bagaikan aksara bijak, penuh kebijaksanaan dari saman ke saman. Demikian juga dengan loyalitas, dedikasi dan pengabdiannya terhadap bangs ini bagaikan lembaran buku putih penuh keikhlasan yang tersulam dari masa ke masa. Pantas jika Almahrum Brigjen Pol (Purn) Drs. Anton Enga Tifaona dianugerahi “mahkota” sebagai pahlawan Nasional. Demikian tajuk utama ketika ForpalNas Lembata menggelar Seminar sehari demi matahari dari Timur agar bisa ditetapkan menjadi Pahlawan Nasional
Auila itu bernama Anton Tifaona. Pada dinding aula milik Pemerintah Kecamatan Nubatukan itu terpampang lukisan sang Matahari dari Timur berukuran besar. Berada persis di tengah di bawah burung Garuda, di samping kiri – kanan lukisan Presiden RI dan Wakil Presiden.
Dalam lukisan itu terlihat jelas sang matahari dari Timur itu yang tegak bediri menatap waktu bertiang pusaka Merah Putih dengan tanda pangkat kepolisian sebagai seorang brigadier jendral dengan senyuman yang berciri, berkulit sawo matang cerminan sang matahari dari ufuk timur.
Kini senyum berciri itu telah pergi. Brigjen Pol (Purn) Drs Anton Enga Tifaona telah “Terbenam” dan meninggalkan negeri ini sejak 15 Oktober 2017 jam 00.30 dalam usia 83 tahun mengikuti kehendak sang khalik bahwa tinggi tiang bendera juga ada ukurannya, tali tempat pusaka berkibar juga ada batasnya.
Tetapi tidak dengan budi pekerti, dedikasi, loyalitas dan pengabdiannya bagi Merah Putih dan NKRI. Seluruh konstruksi kebaikan Putra Lamaholot ini tetap terkenang sepanjang hayat dikandung badan, ibarat kata rumah gadang jauh di sana di balik bukit angso duo, hancur badan di kandung tanah budi baik terkenang selalu, demikianlah memory tentang sosok anak kampung Imulolong, Lembata, NTT.
Jhon Tifaona, begitulah pria ini di panggil publik Lembata. Sosok dinamis ini adalah ketua Forum Pahlawan Nasional (ForpalNas) Lembata, forum dimana puluhan tekad, belasan niat dan ratusan kehendak serta idealisme bersatu demi untuk Brigjen Pol (Purn) Drs Anton Enga Tifaona.
Dalam pengantarnya ketika menggelar Seminar Nasioanal di Aula Anton Tifaona, Kecamatan Nubatukan, Kamis, (25/08/22) mengatakan ForpalNas Kabupaten Lembata kini terus berusaha keras dan terus berjuang agar Brigjen Pol (Purn) Drs Anton Enga Tifaona bisa diusulkan menjadi pahlawan nasional.
Jhon Tifaona, mantan Anggota DPRD Lembata ini mempertegas komitmen ForpalNas Lembata berdasarkan sejarah tentang Sang Matahari Anton Tifaona yang sudah menjadi pahlawan dengan terus mendarmabaktikan seluruh dirinya untuk Tuhan dan Tanah Air semasa hidupnya (Pro Deon Et Patria)
“ Saya melihat bahwa sejarah juga mencatat jika Almahrum Brigejen Pol. (Purn) Anton Tifaone telah menjadi pahlawan semasa hidupnya, namun belum menjadi Pahlawan Nasional. Karena itulah ForpalNas berusaha keras untuk mengusulkannya sehingga menjadi lengkap,”tegas Tifaona.
Tifaone mengurai, ForpalNas dalam giatnya dihampir 9 kecamatan se Lembata telah mendapatkan 564 dukungan, terbanyak dari sona Ile Ape, Ile Ape Timur, Lebatukan sebanyak 400 lebih.
Yohanes Berkmans Dai mewakili Penjabat Bupati Lembata, Marsianus Djawa ketika membuka seminar mengatakan Almahruma Anton Enga Tifaona adalah toko Nasional asal Lembata yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan melalui karya-karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara.
“Bapak Anton memiliki konsistensi jiwa dan semangat yang sangat tinggi dan kepekaan yang sangat luar Biasa. Karena itu sangatlah pantas kalau Brigjen Pol (Purn) Drs. Anton Enga Tifaona di anugrahi Pahlawan Nasional. Saya mengucapkan terima kasih kepada keluarga juga Forum dan semua pihak yang berjuang selama ini.” Tegas Marsianus melalui Yohanes.
Menurut Penjabat Bupati Lembata, seminar yang digelar ini merupakan salah satu syarat usulan Pahlawan Nasional kepada Bapak Brigjen Pol (purn) Drs. Anton Engan Tifaona.
“Melalui seminar ini kita akan menguji kebenaran setelah melakukan kajian secara koperhensif berkaitan dukungan kepada Bapak Brigjen Pol (Purn) Drs. Anton Enga Tifaona,Msi termasuk merumuskan rekomendasi sebagai upaya dukungan usulan Gelar Pahlawan Nasional Kepada Bapak Brigjen Pol(Purn) Drs. Anton Enga Tifaona,” demikian penjabat bupati Lembata.
Seminar sehari itu juga menghadirkan Rm. Eduardus Jebarus, Dolorosa Sinaga, Brigjen Pol. (Purn) Simanungkalit, Bona Beding dan Yoseph Adi Prasetio sebagai pemateri yang tak lain untuk memberikan spirit dan dukungan kepada masyarakat Lembata untuk bisa mengusulkan Brigjen Pol. (Purn) Anton Enga Tifaona agar bisa ditetapkan menjadi Pahlawan Nasional sesuai syarat formil dukungan juga syarat materil
Anton Enga tidak hanya terkenal sebagai polisi tetapi bekerja melampaui tugas. Jika ditetapkan menjadi pahlawan Nasional, dirinya bakal menjadi Golden Brits, jembatan emas dan memberikan kebanggan kepada negeri asalnya Lembata dan Lembata bangga memiliki Pahlawan Nasional (matahari dari Timur).
Seminar yang berlangsung dalam situasi kondusif dan persuasif itu sangatlah bernuansa humanis. Betapa tidak, memoar tentang sang Matahari dari Timur ditampilkan.
Adalah Mat Dagang dari desa Wuakerong mengisahkan kebaikan sang Brigjen Anton Enga di Surabaya yang menyelamatkan dirinya pulang ke Flores menumpang kapal kayu meskipun tidak kepal kayu dilarang muat penumpang.
Kesaksian lain datang dari Pit Toda Atawolo yang bertemu Anton Tifaone tahun 1977 yang mengantar kesebelasan bola kaki Timor Timur untuk melawan Perseftim.
Demikian juga kisah yang dilukiskan mantan wakil bupati Lembata, Drs. Andreas Nula Liliweri.
Semua kisah tentang Anton Tifaona yang dipaparkan sejumlah tokoh itu bagaikan lembaran buku yang tak pernah habis di baca. Kebaikannya bagaikan mata pernah yang merajut aksara. Keteguhannya bagaikan aksara bijak, penuh kebijaksanaan. Dan loyalitas, dedikasi dan pengabdiannya bagaikan lembaran buku putih penuh keikhlasan. Pantas jika beliau dianugerahi “mahkota” sebagai Pahlawan Nasional. (sultan)