Malaka,HRC-Setiap tahun masyarakat yang berada di hilir Benenai selalu terendam banjir. Dampak yang paling serius yang dialami antara lain: Desa Motaulun, Desa Kleseleon, Desa Naas, Aintasi-Bolan. Masalah ini telah diketahui oleh Pemerintah Daerah, Pemerintah Provinsi, bahkan Pemerintah Pusat. Bahwa setiap musim hujan pasti masyarakat di hilir Benenai selalu kebanjiran.
Dan perlu diketahui bahwa banjir yang datang ini adalah banjir yg dikirim dari 3 kabupaten yakni:TTS (Timor Tengah Selatan), TTU (Timor Tengah Utara) dan Belu. Pemerintah Kabupaten Malaka seharusnya bertindak untuk menghimpun Para Pemimpin wilayah tersebut untuk mencari solusi menghambat derasnya air dari Tiga
Kabupaten tersebut.
Faktanya bahwa di Pulau Timor terjadi kekeringan pada musim kemarau. Tetapi pada musim hujan air dibiarkan mengalir ke laut tanpa ada kegunaan.
Solusi yang ditawarkan adalah membangun bendungan-bendungan kecil untuk mengurangi jumlah debit air sekaligus mengarahkan air ke tempat tempat gersang (kering) di daerah masing masing.
Salah satu tokoh muda Malaka, Yohanes Leo kepada Media Independent Hak Rakyat mengatakan banjir Benenai merupakan tantangan alam yang sudah sering terjadi tiap tahun untuk itu pemerintah diharapkan untuk menanggani sungai Benenai secara cermat dan tuntas.
” Kita di Malaka tiap tahun dilanda banjir untuk itu pemerintah harus serius menanggani bencana ini” Pinta Lelo. (Eky Luan)*