BANSOS Bukan Harapan : Bansos Sebagai Stimulant Dan Pemicu Etos Kerja Masyarakat Menuju Sejahtera.

oleh -44 Dilihat
Kepala Dinas Sosial Kota Kupang, Lodywik Djungu Lape, S.Sos pose bersama Pemimpin Redaksi Media Independen Hak Rakyat, Bung Frengco Corbafo.

Kupang,HRC – Bantun Sosial(Bansos) dan apa pun bentuknya sesungguhnya bukanlah sebuah harapan bagi mereka yang masih bisa berkarya/bekerja mewujudkan diri dalam mempertahankan dan menyambung hidup (supervifel) namun sesugguhnya Bansos hadir sebagai stimulant dan pemicu ethos kerja masyarakat menuju sejahtera.Berbeda dengan mereka yang  tergolong dalam kategori fakir miskin dan anak terlantar harus dipelihara negara memang secara nyata kelompok ini memiki hak untuk diperhatikan oleh negara dan negara memiliki kewajban untuk memberi perhatian serius.

Bantuan sosial yang sangat luar biasa dirasakan rakyat Indonesia pada umumnya dan rakyat  Kota kupang Khususnya tentunya menjadi satu alasan dasar dimana Negara hadir secara rill memberikan intervensi lansung terhadap masyarakat guna mengangkat dan memulihkan kembali ekonomi  rakyat akibat pandemi Covid-19.

Masyarakat Kota kupang  Provinsi Nusa Tenggara Timur (Pro.NTT) merupakan masyarakat kota satu-satunya di NTT. Dalam rangka memutus mata rantai kemiskinan dan keterpurukan ekonomi rakyat akibat Covid-19 maka kurang lebih 17.000 Kelompok Penerima Manfaat (KPM) yang secara langsung mendapat perhatian pemerintah dengan menghadirkan bantuan baik bantuan langsung tunai ataupun bantuan langsung non tunai berupa bantuan pangan dan lain sebagainya.

Kepala Dinas Sosial Kota Kupang, Lodywik Djungu Lape,S.Sos ditemui diruang kerjanya belum lama ini tidak lain mengatakan terkait bantuan sosial  yang dikucurkan pemerintah baik dari pemerintah Pusat hingga daerah tentunya memiliki tujuan yang sama yakni pemulihan terhadap ekonomi rakyat akibat  tekanan ekonomi pasca Covid-19. Bantuan pemerintah pusat hingga daerah memiliki nilai korelasi dan titik kesamaan dalam membangun ekonomi rakyat. “ Kita tahu bahwa dimasa pandemi ini banyak bantuan sosial dari pemerintah yang turun langsung ke rakyat dan ini bertujuan untuk memulihkan kembali ekonomi rakyat akibat tantangan pandemi Covid-19. Bantuan dari pusat hingga daerah tetap bersinergi” jelas Lodywik.

Menjawab media ini terkait bagaimana mental dan etos kerja masyarakat kota kupang pasca Bantuan Sosial (Bansos) covid-19 tidak lain Lodywik menguraikan bagaimana mental masyarakat kota kupang seharusnya dipersiapkan guna  memandang  Bansos bukan sebagai satu-satunya harapan melainkan Bansos dipandang sebagai suatu stimulan atau perangsang bagi masyarakat guna membenahi hidup jauh lebih baik dari hari ini dan kemarin. “ Seharusnya masyarakat tahu dan ini harus di informasikan kepada public bahwa hakekat Bansos sebagai pemicu untuk kehidupan masyarakat jauh lebih baik dari hari kemarin dan hari ini. Kemarin dia dapat bantuan dan dia harus berjuang untuk esok dia juga dapat membantu orang lain melalui daya upaya kemandirian yang dimiliki” tegas Lodywik.

Lodywik menambahkan bahwa hampir  seantero masyarakat kota kupang terdaftar sebagai anggota KPM tentunya ada masyarakat   yang terlewatkan karena proses registrasi pendataan melalui tingkat RT di kelurahan masing-masing dan perlu diketahui bahwa ada faktor lain yang terjadi dimana ada masyarakat yang sesungguhnya sangat membutuhkan Bansos namun terlewatkan. “ Iya jelas bahwa soal data dari tingkat RT kadang ada Human Error namun hal ini perlu dimaklumi serta ini menjadi tugas dan tanggung jawab kami dari Dinas teknis terkait yakni evaluasi dan validasi data terus menerus kami lakukan”. Tandas Lodywik.

Sebagai catatan bahwa dinas Sosial Kota Kupang merupakan salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup pemerintah kota kupang yang berurusan langsung dengan kehidupan masyarakat kota Kupang.Untuk itulah, tidak heran jikalau dinas  ini sering dikunjung oleh masyarakat kota kupang ( Frondes).

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

No More Posts Available.

No more pages to load.