Begal Onga di Pusaran Hoax. Berikut-Penuturan Orang-Orang Yang Mengalami Siapa Bohongi Siapa

oleh -55 Dilihat

Moses Museng, Camat Lebatukan.

Lembata,HRC- Begal atau penyamun atau juga perampas di jalanan. Kata itu saat ini menjadi tranding topik di Lembata. Bahkan sejumlah media menjadikannya sebagai berita utama atau ‘head line news’.

Terkini, cerita begal terlahir lagi dari tuturan seorang pemuda dari Lewotolok, desa Amakaka, kecamatan Ile Ape bernama Mudin Langobelen, setelah, sebelumnya kisah viral ini pun berawal dari seorang pekerja kesehatan atau perawat berinisial NN di RSUD Lewoleba ketika hendak pulang ke kampung halamanya di Waienga usai dinas pada malam hari.

Pemerintah Kecamatan Lebatukan menampik kabar tentang adanya operasi begal yang meresahkan warga. Bahkan, dari pengumpulan data awal, observasi lapangan dan bukti permulaan serta rentetan cerita, baik yang dituturkan NN seorang bidan RSUD Lewoleba warga desa Waienga, kecamatan Lebatukan, juga kejadian yang menerpa Mudin Langobelen warga desa Amakaka, kecamatan Ile Ape maupun perilaku Sinu Hadakewa, warga desa Hadakewa, kecamatan Lebatukan setidaknya memberikan jawaban bahwa begal di wilayah Onga itu bermain dipusaran hoax. Kebenarannya sulit dipercaya, karena cerita begal itu bersumber tidak jelas seperti orang baku akal badan atau seperti sinetron berjudul siapa bohongi siapa.

Otoritas jabatan di Hadakewa melalui Camat Lebatukan Moses Museng yang dikonfirmasi pagi ini, Jumad 20 Januari 2023 memberikan keteranganya bahwa informasi tentang begal di wilayah hukumnya sudah mulai beredar dan tersebar luas di media social sejak seminggu yang lalu. Ternyata, setelah ditelusuri kebenarannya, ternyata berita ini HOAX.
Selaku penanggung jawab Kamtibmas, Camat Moses yang hampir setiap malam baru pulang dari Hadakewa ke Lewoleba diatas jam 8 tidak menemukan peristiwa atau kejadian begal. Kesanya, wilayah yang terindikasi sebagai sarang begal seperti sumur tua, tikungan lebah di Onga memang merupakan wilayah mistis tetapi aman-aman saja
‘Namun demikian, informasi ini memiliki nilai positif, agar ditempat seperti ini juga perlu diperhatikan aspek keamanan dengan memasang lampu jalan untuk mencegah kemungkinan yang bisa terjadi dan juga menghindari kecelakaan yang sering terjadi,’tutur Moses.

Berikut penuturan orang-orang yang mengalami langsung cerita begal hoax itu

1. NN, Perawat atau Bidan RSUD Lewoleba
‘Saya ingat, bahwa minggu lalu cerita hoax itu berawal. Saat itu saya pulang dinas dari RSUD Lewoleba sekitar Pkl. 20.00 malam hari. Sebelum saya pulang, saya singgah sebentar untuk ambil uang di ATM samping barat depan RSUD Lewoleba, kemudian saya pulang ke Waienga.
Begitu saya sampai di simpang HI [Hadakewa-Ile Ape], saya lihat ada banyak orang atau sejumlah pemuda yang duduk dan nongkrong di pertigaan HI itu. Saya lari terus dengan kecepatan motor menunjukan 40 angka di spido meter. Begitu saya sampai di belah bukit, saya lihat dari spion ada motor yang mengikuti saya. Saya membangun pikiran positif bahwa motor yang ikut saya dari belakang itu mungkin orang-orang dari Lebatukan atau Kedang yang pulang dari Lewoleba. Tetapi bahwa saya tetap waspada, karena di dompet saya ini ada uang. Ternyata motor itu ikut terus. Sampai di kampong Tana tereket, saya tidak lihat lagi cahaya lampunya. Mungkin saja pengendara motor tadi warga Tana Tereket dan sudah belok masuk kampong. Dan saya terus mengendarai motor sampai ke kampung saya di Waienga dengan aman.
Jadi siapa yang bilang saya dibegal, atau didekati pengendara motor sampai ditarik-tarik motor saya. Omong kosong itu

2. Bapak Sinu Hadakewa
Saya juga mendengar bahwa di onga ada begal. Karena itulah saya coba bertindak menantang begal. Jika benar maka dia atau saya yang mati. Saya akan bunuh dia. Saya minum tuak sampai sedikit oleng baru saya naik oto menuju onga. Sampai di tikungan lebah saya turun. Saya cari itu begal. Tetapi tidak ketemu. Kebetulan ada motor yang lewat menuju Lewoleba dan saya panggil. Pengendara motor itu juga berhenti dan putar motor menuju ke arah saya. Kami dua omong bae-bae. Kalua dia takut begal, kenapa dia pulang menemui saya. Kami omong bae-bae, saya tanya asal-usul dan namanya. Ternyata dia dari Lewotolok. Saya bilang, keluarga saya juga ada di Lewotolok. Jika saya begal, saya sudah bunuh atau cincang rujak dia. Tapi ternyata dia pulang begitu ada pengendara lain yang lewat dan mengajaknya bersama pulang. Jadi siapa yang begal siapa.

3. Mudin Langobelen
Saya pulang dari Tana Terekat habis jual ikan. Sampai di Onga, ada suara yang memanggil seperti membutuhkan bantuan saya. Saya putar motor dan menuju sumber suara, dan akhirnya ketemu orang yang berusia sekitar 40-50 tahun. Orang itu berdiri mengangkangi spakboor motor bagian depan dan dikeluarkannya dari dalam tas sebuah parang. Orang itu bertanya kepada saya tujuan kemana dan dari mana asal ususl saya, sambal berbisisk,’kamu tau begal atau tidak,’. Saya belum sempat menjawab, tiba-tiba ada motor dari Tana Tereket. dan akhirnya motor itu berhenti kerena melihat ada orang dan yang berdiri dengan saya.
Pengendara motor yang sudah setenga tua itu bertanya kepada saya, kenapa parkir disini.
Saya langsung menjawa bahwa orang ini mengancam saya dengan parang.
Setelah itu, orang tua itu bertanya ke orang yang tidak dikenal itu, dan ia menjawab seolah tidak terjadi pengancaman dan dengan jawaban lain lain yang sudah tidak sesuai pertanyaan dan sambil jalan dan kabur.
Akhirnya orang tua itu mengajak saya untuk barengan ke arah Lewoleba, dan berpisah di pertigaan HI [Hadakewa-Ile Ape] karena saya harus kembali ke Lewotolok Amakaka.
Orang yang saya tidak dikenal itu juga mengaku ada keluarganya juga di Bungamuda dan Lewotolo. Tetapi saya lupa nama keluarganya karena sedang panik. (sabatani)

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

No More Posts Available.

No more pages to load.