Dari Siswi Angkatan Perdana Paud Hingga Kepsek SMPK Murder Teresa Kota Kupang

oleh -78 Dilihat

Kupang,HRC- Jalan proses pendidikan seseorang persis sama jalan proses kehidupan orang itu. Proses hidup dan hidup berproses adalah satu ritme kehidupan yang harus dialami oleh Setiap orang dan menjadi bagian integral yang tidak terpisahkan dengan kehidupan masing-masing orang.

Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, itulah sebabnya manusia dapat dibedakan dengan yang bukan manusia (hewan). Manusia berakal Budi sedangkan hewan tidak, dan akal Budi satu kesatuan dengan pendidikan.

Proses panjang berdirinya lembaga satuan pendidikan Muder Teresa Kota Kupang adalah wujud nyata keterpanggilan dedikasi pendidikan di Indonesia demi mencerdaskan anak bangsa.

Kepala sekolah Menengah Pertama Katholik (SMPK) Muder Teresa Kota Kupang, Stephani Pascawati Niga Bakan, S.Si kepada media independen Hak Rakyat di ruang kerjanya Sabtu, (13/11/2021) mengatakan proses kegiatan pendidikan pada SMPK Murder Teresa Kota Kupang tetap berjalan seperti biasa dimana kegiatan belajar-mengajar (KBM) mengikuti rekomendasi dan instruksi dinas pendidikan kota Kupang dimana belajar mengajar tatap muka terbatas masih sedang dijalani mengingat tantangan Covid-19 belum usai.

” Untuk kegiatan KBM di sini masih berlaku shift mengingat kita masih berjaga-jaga mematuhi Protokol Kesehatan yang berlaku” Jelas Stephani.

Menjawab media ini terkait kiprah dan sejarah berdirinya sekolah ini tidak lain Stephani mengatakan SMPK Murder Teresa Kota Kupang berdiri sejak tahun 2012 dan sebelum adanya SMPK ini Paud Murder Teresa telah ada sejak 1993. Bahkan kisah Stephani, dirinya adalah siswi angkatan perdana Paud tahun itu.

” Sekolah ini dibangun oleh Bapak kandung saya, bapak saya adalah seorang Pendidik. Beliau semasa hidupnya diabdikan untuk dunia pendidikan. Kini bapak sudah kembali namun jasanya tetap kami lanjutkan” Ungkap Stephani penuh haru.

Sekolah dengan mengangkat nama pelindung Muder Teresa dengan mengandalkan kebajikan Muder Teresa Calcuta yang mendedikasikan hidupnya bagi kaum papa miskin dan sederhana menjadi satu mode pembelajaran bagi kehidupan manusia universal.

” Bapak semenjak hidupnya mengidolakan Murder Teresa dari Calcutta sehingga sekolah ini bernama Murder Teresa” Ungkap Stephani.

Perlu diketahui SMPK Murder Teresa Kota Kupang saat ini memiliki jumlah siswa sebanyak 132 yang terdata secara Dapodik dengan jumlah tenaga guru 9 orang.

Semua tenaga guru adalah murni pegawai Yayasan dan tentunya biaya untuk negara guru pun disesuaikan dengan kemampuan keuangan yayasan .

Sekolah yang dibangun oleh Dr. Herman Goran Tokan Selly Tokan, M.Pd (Alm.) dengan upaya untuk meningkatkan kecerdasan anak daerah NTT tentunya merupakan sebuah misi besar yang tidak berakhir yang dapat tumbuh dan berkembang berhadapan dengan tantangan pada masa dan zaman yang berbeda. (Tim Hak Rakyat)*

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

No More Posts Available.

No more pages to load.