Lembata,HRC- “Saya harapkan ke depan ini PDAM Lembata harus sudah memiliki master plan yang berbasis kawasan. Artinya, kita juga wajib mengetahui berapa volume bahan baku atau sumber air ketika masuk ke bak reservoa atau unit produksi menggunakan alat ukur untuk memastikan air yang masuk ke unit produksi. Demikian juga ketika air itu keluar dari unit produksi untuk didistribusi. Pentingnya alat ukur ini untuk bisa mengetahui berapa banyak air yang hilang di unit produksi kemudian keluar untuk dipdistribusi. Dari sini prediksi-prediksi dari segi manajemennya kita bisa tahu. Sistim kawasan itu antara lain, kita akan bagi distribusi air sesuai dengan kawasan. Misalnya, distribusi ke kawasan a tidak akan mengganggu kawasan b. Distribusi setiap kawasan akan melingkar di kawasan itu sehingga. Dari situ kita bisa memprediksi berapa pemasukan dari setiap kawasan secara lebih pasti,”
Hal ini disampaikan Direktur PDAM Periode 2022-2027 Lambertus Ola Hara kepada sejumlah media usai serah terima jabatan dari Plt. Direktur Lukas Lipatama Witak kepadanya belum lama ini. Sertijab itu dilakukan dalam acara protokoloer pemerintahan dan dihadiri Anggota Badan Pengawas PDAM Kabupaten Lembata Silvester Wungubelen, pembantu Plt Direktur Yoseph Meran Lagaor dan Pius Namang, staf dan karyawan PDAM Kabupaten Lembata dan disaksikan Pejabat yang mewakili Penjabat Bupati Lembata Ambros Lein,
Lambertus Ola mengatakan master plan berbasis kawasan itu juga dimaksudkan untuk mempersempit pengontoral sehingga menekan kerusakan kawasan. Dia memberikan contoh, misalnya prediksi pemasukan di kawasan a dengan target produksi 1000 penduduk maka bisa dihitung berapa kebutuhan air yang ada disitu sesuai standar yang dikeluarkan cipta karya berarti air yang mengalir kesitu hanya hanya untuk 1000 penduduk, sama seperti PLN yang mengalirkan listrik sesuai dengan daya yang kita minta, ketika tagihan masuk tidak sesuai dengan nilai produksi maka di situ ada kebocoran.
“Sistim kawasan bakal memberikan kemudahan bagi PDAM karena ruang deteksi keruskan lebih mudah, apakah disitu ada kebocoran atau ada meteran yang rusak sehingga tagihan yang masuk tidak sesuai dengan jumlah produksi,”tegasnya.
Lambertus Ola juga mengatakan sebagai “orang baru” di PDAM, pihaknya akan terus melakukan kordinasi internal yang dimulai dari keuangan, asset,SOP, job diskrepsioan dalam pelaksanaan pengelolaan PDAM 100 demi pengembangan PDAM termasuk juga bagaimana mengurangi keluhan masyarakat.
Di dalam rencana fisik sesuai program kerjanya rumusan masalah yang kerpa menjadi keluhan masyarakat terletak pada sistim jaringan dimana sebagian besar jaringan air minum PDAM yang ada adalah peninggalan Kabupaten Flores Timur, selain itu juga koordinasi antara PDAM dan PU dalam mengerjakan fisik belumlah maksimal sehingga itu bisa menjadi penyebab utama distribusi jaringan air yang sampai sekarang belum merata.
“Kesulitan dan cita-cita itu untuk mengurangi keluhan pelanggan bisa terlaksana jika anggarannya memungkinkan untuk untuk membenahi jaringan. Penting juga adalah kordinasi antara PU dan PDAM sesuai program kerjasama,”tuturnya.
Mantan Plt Direktur PDAM Kabupaten Lembata, Lukas Witak yang diberi kepercayaan sementara memimpin PDAM selama satu tahun delapan bulan bersama pembantu direktur Pius Namang dan Yoseph Meran Lagaor memiliki keyakinan bahwa Lambertus Ola Hara adalah “pilihan” tepat Pemda Lembata untuk menahkodai PDAM karena yang bersangkutan memiliki kemampuan, skill dan kompetensi sesuai latar belakang pendidikannya sarjana teknik yang sudah pasti dapat memberikan kontribusi positif dan solusi alternatif untuk dapat mengatasi masalah air di kabupaten Lembata atau dalam Bahasa keren Pegadaian disebut mengatasi masalah tanpa meninggalkan masalah.
“ Kami yakin bahwa dengan latar belakang sarjana teknik yang dimiliki Direktur Ola Hara bisa memecahkan persoalan air minum khusunya PDAM yang ada di kabupaten Lembata. Yang kurang dari kami silahkan dilanjutkan ,” tutur Lukas Witak. (aligeroda)