Gelar Rembug Stunting,Desa Lusitada Berkomitmen Bebas Stunting

oleh -104 Dilihat

Maumere,HRC- Bertempat di aula kantor desa Lusitada, BPD desa Lusitada menggelar Musyawarah Desa Stunting yang melibatkan semua pemangku kepentingan di desa, baik tenaga honor pos pelayanan terpadu (POSYANDU), tenaga tutor,(Jumat,10/05/2022).

Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ), Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM), Tenaga Kesehatan Desa (TKD), para Kadus, RT, RW dan orang tua anak stunting. Dalam laporan KPM desa Lusitada Yanuarius Balik, Skep.
Ns, tercatat hanya 4 anak dari total 65 anak dari usia 0 sd 23 bulan yang terkategori stunting.

Yanuarius menambahkan data total rumah tangga 1000 HPK 98 orang dengan 33 jumlah ibu hamil. Sajian data ini, lebih lanjut menurut Yanuarius ada penurunan angka stunting di desa Lusitada.

Tercatat ada 3 orang ibu hamil Kekurangan Energi Kronis ( KEK ) yang juga perlu mendapat perhatian serius dari Pemerintah Desa. Data lain yang perlu menjadi perhatian pemerintah desa yakni baru 15 persen anak yang memiliki akta kelahiran dan baru 17 persen yang mengakses jaminan kesehatan

Yanuarius juga menyesalkan masih rendahnya partisipasi orang tua pada saat kegiatan di Posyandu, pola asuh dan pola makan anak yang kurang baik dan minimnya perilaku hidup bersih dan hidup sehat ditengah masyarakat.

Fakta ini semakin menunjukkan bahwa, PMT bukan satu satunya solusi mengatasi stunting di desa Lusitada.

Ketua BPD desa Lusitada Aranus Mai yang memimpin jalannya Musyawarah Desa, menegaskan tentang komitmen BPD mendukung kegiatan stunting juga dalam alokasi anggaran untuk pemenuhan layanan stunting

Forum menjadi semakin dinamis ketika, munculnya gugatan dari tenaga tutor PAUD, ibu Lusia Yuliana Vella Eji yang menilai pengabaian terhadap partisipasi anak anak usia dini dalam kegiatan PAUD juga dapat memberi kontribusi bagi peningkatan angka stunting atau gizi buruk di desa.

Yuli menjelaskan, rendahnya partisipasi anak anak ikut kelas parenting PAUD juga akan menyumbang besaran anak stunting dan gizi buruk. “Di PAUD kita ajarkan pola makan, pola hidup sehat sejak dini pada anak, jadi kalau ada orang tua yang tidak masukkan anaknya ke PAUD, kita kehilangan momentum untuk pendampingan” tegasnya

Kayantina Begho, warga RT 013, desa Lusitada, orang tua anak stunting mengeluhkan ketidaktahuan mereka soal ciri -ciri stunting dan upaya pencegahan.

Ibu Tina mengusulkan perlu di setiap Posyandu, POLINDES atau POSKESDES diberikan sosialisasi dan pemahaman terkait masalah stunting ini. “Kami ibu rumah tangga ini tidak tahu kalau anak kami terkategori stunting, kami hanya beri makan, kami pikir kenyang padahal belum memenuhi unsur gizi ” cerita kayantina.

Menanggapi keluhan ibu Kayantina dan beberapa ibu serta tokoh masyarakat yang hadir, Kades Lusitada memastikan akan menggelar penyuluhan bagi semua pemangku kepentingan bersama pihak Puskesmas. “Kita akan undang semua Kader Posyandu, TKS, KPM, pihak Puskesmas untuk bersama mendiskusikan dan mendapat penjelasan terkait masalah ini agar penanganannya tuntas” Tegas Yoseph Mardiyanto Kades Lusitada.

Pantauan lapangan kegiatan ini berlangsung dari pagi hingga sore hari dan dihadiri juga oleh camat Nita Menanggapi laporan KPM dan diskusi yang berkembang dalam Musyawarah Desa Stunting, camat Nita menghimbau agar kegiatan Posyandu berjalan dengan baik sehingga fungsi pencegahan dan deteksi dini atas stunting atau gizi buruk bisa teratasi. ” Fungsi setiap meja pelayanan di Posyandu harap dimaksimalkan perannya ” Ujar Camat.

Koordinator Kecamatan Nita P3MD, Marselinus Vatisan Siga yang hadir memantau langsung kegiatan Kula Babong (sebutan lain untuk rembug stunting), mengajak desa Lusitada untuk kembali mengaktifkan kegiatan Rumah Desa Sehat sesuai arahan kementerian Desa. “Aktifitas rumah desa sehat itu mari kta hidupkan kembali, supaya kita mencegah persoalan kesehatan termasuk stunting sejak dini, sejak usia remaja bila perlu ” Tegas Marsel.

Marsel menambahkan, penjelasan tentang kesehatan reproduksi pada remaja dan usia produktif, penting untuk mencegah perkawinan usia dini, karena dampak dari perkawinan usia dini adalah hadirnya ibu hamil KEK. ”

(Icha)**

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

No More Posts Available.

No more pages to load.