Kupang, HRC- Pembina Yayasan Generasi Unggul Kupang, Pdt. Johny J. Kilapong, M.Pd.,CBC.,CLS berkomitmen untuk berkontribusi bagi kemajuan pendidikan di NTT. Komitmen itu di dideklarasikannya melalui pendekatan bahwa hendaknya kita mengasihi anak-anak seperti anak sendiri. Ketika kita tidak mengasihi anak-anak, kita tidak bisa menghadirkan kasih. Karena itu, kita harus bisa menghadirkan Allah di tengah anak-anak dalam hidup mereka.
Komitmen itu juga sekaligus sebagai juga filosofi, slogan atau semacam branding yang dimiliki Yayasan Generasi Unggul (GeNu) Kupang dalam menerapkan program Binaan Generasi Unggul yang dimulai dari Kota Kupang.
Dalam penerapan program Binaan Generasi Unggul, Yayasan GeNu memiliki konsep pendidikan dengan memperlakukan kepada semua kelompok pendidikan secara adil, merata, sama dan sederajat tanpa membedakan kasta, pangkat ataupun jabatan.
Pendiri Sekolah Generasi Unggul Kupang, Pdt. Johny J. Kilapong, saat diwawancarai di Sekolah Kristen Generasi Unggul Kupang, bersama turut hadir Kepala Tata Usaha/SDM/Direktur Operasional Genu- CT, David Kilapong, SH, M.Pd, para kepala sekolah dari tingkat TK sampai tingkat SMA, Kamis ( 26/01/2023) mengatakan, pihaknya konsisten berkolaborasi dengan Pemerintah NTT untuk mendongkrak mutu pendidikan di wilayah Nusa Tenggara Timur, salah satunya adalah melalui program Binaan Generasi Unggul yang dimulai dari Kota Kupang.
Pdt. Johny menguraikan pelaksanaan Program Binaan Generasi Unggul di Kota Kupang dimulai dari beberapa Sekolah seperti SMA Negeri 1, SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 3 Kota Kupang.
Menurut pengamatannya, Pendidikan di NTT hinga saat ini sudah mengalami kemajuan, tetapi tidaklah merata terutama dalam hal kualitas dan mutu Pendidikan di Kota Kupang.
“Seharusnya kita membuat suatu sistem dalam peningkatan mutu Pendidikan di seluruh NTT dengan komponen acuan pendidikan dan Kurikulum yaitu attitude, Knowledge dan skill, tegasnya.
Dirinya selalu berfokus kepada attitude dibanding knowledge skill, karena knowledge skill selalu berubah mengikuti perubahan zaman, untuk itu ia lebih menekankan kepada attitude, nilai kedisiplinan, jujur dan tanggung jawab.
Menurutnya, pendidikan unggul yang berbasis attitude berkaitan dengan mindset pendidikan menjadi fondasi keunggulan pendidikan di NTT, termasuk skill baru kemudian knowledge.
Dirinya juga mengakui hingga saat ini, belum ditemukan standarisasi budaya unggul dalam bentuk disiplin yang unggul di Sekolah-sekolah di NTT.
“Setiap sekolah yang kita bina rata-rata Guru belum unggul di bidang kedisiplinan, untuk itu yang ditekankan pada tenaga Pendidikan adalah distandarisasi budaya disiplin, jujur dan bertanggung jawab” tegas Kilapong.
Ia juga mengatakan, untuk tahun 2022 lalu Yayasan Genu telah membangun sekitar 7 Sekolah baru. Sebanyak 70 Sekolah binaan termasuk 10 sekolah binaan dari Cibubur dengan akreditasi A yang semuanya mengalami perlakukan pendidikan dengan konsep GeNu.
“Kita bangga sekolah di NTT menjadi sekolah model untuk sekolah luar di NTT. Kita ingin mengubah mindset tidak ada anak yang bodoh hanya malas,”tutur Johny.
Johny menambahkan, bagaimana mewujudkan peningkatan pendidikan di NTT yakni budaya kedisiplinan guru menjadi prioritas kemudian budaya literasi, budaya resume, sistem manejemen mutu di seluruh sekolah di NTT.
Selanjutnya ia menyebut persoalan di NTT dengan sistem merdeka belajar bukan lagi dari fasilitas namun disebabkan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal ini karakter.
“Tidak semua guru di NTT tidak berkompeten. Memang banyak tidak berkompeten termasuk juga banyak karakter guru bermasalah. Rata- rata mengenai kedisiplinan guru. Kurikulum merdeka belajar bukan menuntut standarisasi namun standarisasi habit attitude dulu,”jelas Johny.
Lebih lanjut dirinya menambahkan program binaan yang dilakukan Yayasan Genu sudah dimulai awal tahun 2023 ini, yaitu dimulai dengan camp melalui test untuk mengetahui temperamental, grow mind set, teori dan carol back.
“Kedepan kita akan mulai untuk memenuhi setiap siswanya untuk memenuhi standard sesuai akreditasi yang diberikan,”ungkapnya.
Beliau juga membeberkan, keunggulan anak-anak harus dimulai sejak dini, dimana anak-anak harus bisa mengenal Tuhan, dan itu dimulai dari para guru yang tak lain adalah menjadi teladan.
Menurutnya, opini public mesti dibalikkan bahwa, tidak ada anak yang bodoh melainkan malas, karena itu kepada orangtua di tekankan untuk mengasihi anak sesuai prinsip kasih dan membenahi prinsip mentor dengan gaya pembelajaran up to date sehingga tidak ketinggalan zaman.
“Saya harus menjadi orang yang bisa diteladani bukan hanya sekedar khotbah, disini semua pemimpin, yayasan maupun Guru -guru harus menjadi Gembala bagi anak-anak,” tegasnya.
Di sekolah ini pendidik memiliki slogan ” mengasihi anak-anak seperti anak sendiri” Ketika tidak mengasihi anak tidak bisa berubah jadi kasih harus menghadirkan Allah di tengah anak-anak dalam hidup mereka”
Pembina Yayasan juga mengatakan, Gen-Nu projects telah menerapkan sistem merdeka GeNu expo, Ge- Nu Impact. Konsep pembiayaan pendidikan di GeNu tidak melihat kasta dengan konsep semua anak berhak mengenyam Pendidikan di Sekolah GeNu.
“Terkait peningkatan mutu pendidikan, GeNu Kupang siap Berkontribusi Bagi Kemajuan Pendidikan NTT,”tuturnya. (Eshy)