Kupang,HRC- Mengutip pepatah klasik “ Bekal ilmu lebih berharga, dari pada bekal harta,” demikianlah manajemen UPG 45 memiliki warna tersendiri dalam mengemas model pendidikan perguruan tinggi di Nusa Tenggara Timur, Nusa seribu pulau ini agar warga NTT boleh terbebas dari jerat ketertinggalan dan keterbelakangan dengan menuntut ilmu sampai ke batas.
Model pendidikan berwarna UPG 45 NTT bukan saja didedikasikan untuk “kalangan internal” warga PGRI terutama para guru untuk meraih pendidikan Sarjana, tetapi juga untuk membantu keluarga guru yang berlatar ekonomi tidak mampu untuk sama dan sederajat meramu ilmu di kampus yang memiliki sekitar 11 program yang terakreditasi B.
“Tentang dunia pendidikan tinggi, kami memiliki visi-misi menjadikan UPG 45 NTT sebagai perguruan tinggi yang bisa menampung warga PGRI terutama guru-guru yang belum S1. Selain itu UPG 45 NTT juga berniat membantu mahasiswa dan keluarga guru yang tidak mampu untuk bisa menyelesaikan program strata 1 di sini,” demikian Uly J. Riwu Kaho saat menggelar konferensi pers di ruang kerjanya, Rabu (10/8/2022).
Wakil Rektor Satu Bidang Akademik,Uly J Riwu Kaho, SP., M.Si mengajak warga NTT untuk boleh merasakan sentuhan fasilitas dan kemudahan serta sejumlah program bagi mahasiswa selama belajar di UPG 45 NTT.
“Pertama program Gong Prestasi bagi mahasiswa yang memiliki kemampuan yang dibuktikan dengan IPK komulatif semester diatas 3.00 atau menyentuh angka Cumlaude 3.50 akan diberikan bantuan biaya belajar atau pembebasan SPP setiap semester bahkan sampai wisuda,” tutur Riwu Kaho.
Selain program Gong Prestasi, kampus yang berdiri tahun 2017 juga menyiapkan program unggulan bagi mahasiswa berbakat dan memiliki potensi melalui pembinaan dan beasiswa. Ada juga program “Jamkesmawa” yang adalah satu-satunya program yang hanya ada di UPG45 dengan skema jaminan pembiayaan kesehatan bagi mahasiswa yang mengalami sakit atau wafat. UPG 45 juga menyiapkan intensif bagi mahasiswa yang berprestasi di bidang seni budaya di tingkat local, nasional maupun internasional guna meningkatkan prestasi non akademik.
Manurut Riwu Kaho, sejak tahun 2021, data statistik menunjukan hanya 3% dari keseluruhan anak-anak NTT yang mengenyam pendidikan pada perguruan tinggi semata karena kemampuan ekonomi, karena itu UPG 45 menawarkan program pendidikan yang murah tetapi tidak murahan.
“Barometernya murah tetapi tidak murahan jelas terbaca yaitu dengan mengatur pelayanan pendidikan yang terakreditas, terukur kualitasnya dengan tetap mengikuti regulasi,” tegasnya lagi.
Riwu Kaho termasuk sosok visoner yang secara spontanitas mengharapkan agar seluruh warga NTT bebas dari ketertinggalan dan kemiskinan dengan terus meningkatkan kualitas pendidikan sampai ke perguruan tinggi untuk bisa memperoleh kemampuan intelektual yang mumpuni ditengah persaingan teknologi digital global.
“Dalam menyongsong HUT RI ke -77, saya pingin agar masyarakat NTT bebas dari ketertinggalan dan kemiskinan dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Kita tidak boleh hanya merdeka dari penjajah tetapi juga harus merdeka dari buta aksara dengan bersekolah sampai ke perguruan tinggi,” tegas Riwu Kaho.
Riwu Kaho juga mengatakan, semenjak Covid-19 pihak UPG 45 melaksanakan IT breed dalam proses pembelajaran, dosen dan mahasiswa dibiasakan menggunakan media online sesuai edaran pemerintah dengan PJJ pendidikan online dengan prosentase 50 persen secara online dan secara offline tetapi jika covidnya meningkat maka akan kembali kegiatan pembelajaran secara daring.
Tentang UPG 45, Riwu Kaho meriwayatkan, sejak tahun 2017 begitu mendapat ijin operasional serta ada perubahan nama dari PGRI ke UPG 45, berdasarkan rekomendasi dan ijin dari L2 Dikti, kampus ini boleh menyelenggarakan 6 progam sejak tahun lalu, lima program studi di strata 1 dan S2 satu program( pasca sarjana) sambil menunggu pencatatan pada pangkalan dana.
Saat ini di UPG 45 sudah membuka Program S2, karena itu bagi para pegawai, bapak, mama boleh menitipkan anak-anak belajar di kampus ini.
“Setiap dosen sudah kami siapkan demikian juga calon mahasiswa. Semua siap running tinggal menunggu Proses legal dari kementerian. Kami sudah dikonfirmasi dari validator, semua sudah siap tinggal dilengkapi data untuk proses perkuliahan,” tegas Riwu Karo.
Selain program pemerintah, pihak kampus menurut Riwu Karo mendapat bantuan beasiswa KIP kuliah sejak tahun 2019 sampai saat ini dimana UPG 45 menjadi program tinggi yang mendapat kuota terbesar dari jalur reguler, kementerian maupun pemangku kepentingan sehingga terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Dari jalur Pemangku kepentingan Riwu Karo juga menyampaikan, UPG 45 mendapat bantuan Ibu Anita Ga dari Komisi X untuk mendapat jatah beasiswa dengan syarat benar- benar dari keluarga tidak mampu yang dibuktikan dengan kartu KIP sekolah, kartu KKS termasuk Program Keluarga Harapan (PKH), kalaupun tidak dapat bisa diurus di dinas sosial Daftar Terpadu Keluarga Sejahtera ( DTKS) sehingga bisa lolos beasiswa.
Tahun lalu UPG 45 mendapat hampir 300 mahasiswa dari total 1.125 mahasiswa yang terdaftar.
Riwu Kaho juga menyampaikan terima kasih kepada Presiden RI, Jokowidodo melalui Bapak Samuel Haning dan rektor memberikan kemudahan bagi mahasiswa yang tidak memiliki kartu KIP untuk bisa mendapatkan dispensasi dari semester 1 hingga semester 8 untuk pembayaran SPP gratis diluar biaya penunjang seperti KKN, mikro teaching dan PKL.
Terkait perkuliahan, kata Riwu Kaho pihaknya berkolaborasi dengan berbagai praktisi untuk terlibat dalam proses pendidikan mahasiswa. “Kita hadirkan praktisi hukum, ekonomi dan macam-macam. Tujuannya, mempersiapkan mahasiswa terjun ke dunia kerja. Kami juga membangun kerjasama dengan stakeholder seperti bank BI, CIMB niaga, bantuan dari BCA,” ungkapnya.
Riwu Kaho mengakhiri konferensi pers dengan membangkitkan harapan untuk terus menjaga kualitas dan mutu UPG 45 ditengah menjamurnya kampus di NTT.
“Kami harus terus menjaga kepercayaan masyarakat NTT. Bagi kami, tidaklah mudah bersaing dengan kampus lain. Karena itu kita beri sentuhan yang berbeda, yang pasti dengan jaminan yang pasti pula,” tegasnya. (Desy)**