Kupang,HRC- Sebagaimana diketahui dengan adanya tantangan pandemic Covid-19 dapat melumpuhkan pertumbuhan ekonomi Negara terkhusus bagi daerah-daerah yang mengandalkan sektor jasa seperti Pariwisata dan Perhotelan sudah tentu mengalami penurunan pendapatan bahkan berpotensi gulung tikar.
Provinsi Nusa tenggara Timur (Prov.NTT) merupakan provinsi kepulauan yang mengandalkan banyak sektor pendapatan seperti sektor Pertanian,Perkebunan,Kelautan&Perikanan,Peternakan,dan sektor Pariwisata sebagai Prime mover pembangunan.
Tidak beda dengan provinsi lain di Indonesia,NTT pun mengalami kemerosotan pertumbuhan ekonomi akibat pandemic Covid-19 namun di sisi lain ada sektor penopang pertumbuhan ekonomi NTT seperti sektor Pertanian perkebunan, Kelautan&perikanan serta sektor Peternakan NTT menjadi tiang penyanggah stabilitas pertumbuhan ekonomi NTT.
Staff ahli Gubernur bidang Ekonomi pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Timur,Dr.Marius Ardu Djelamu,M.Si ditemui media Hak Rakyat di Ruang kerjanya Kamis,(26/8/2021) mengatakan pertumbuhan ekonomi NTT di masa pandemic covid-19 mengalami peningkatan dibanding provinsi lain yang sangat ambruk perekonomiannya.
“Kita sebagai masyarakat NTT patut bersyukur bahwa meskipun covid -19 mengguncang ekonomi global namun bagi NTT stabilitas ekonomi tetap ada peningkatan dimana secara data statistik Triwulan II mencapai 4,22%”Tutur Marius.
Marius yang kini menduduki staff ahli gubernur bidang ekonomi pembangunan tentunya senantiasa mengikuti perkembangan ekonomi NTT dari waktu ke waktu. Menurut Marius yang menjadi penopang ekonomi NTT adalah beberapa sektor kemakmuran seperti Pertanian perkebunan,Peternakan dan Kelautan Perikanan.
“Meskipun dari sektor jasa seperti Pariwisata dan Perhotelan menurun namun ada penopang dari sektor lain. Dan hal inilah yang dapat mendobrak pertumbuhan ekonomi NTT di masa pandemic covid-19”Ungkap Marius.
Di tempat terpisah hal senada pun disampaikan Kepala Dinas Penanaman Modal Dan Perijinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)Provinsi Nusa Tenggara Timur,Drs.Marsianus Jawa,M.Si kepada media ini di ruang kerjanya Kamis,(26/8/2021)menjelaskan terkait pertumbuhan investasi di daerah NTT.
Menurut Marsianus pertumbuhan ekonomi mengalami hambatan disebabkan adanya pandemic covid-19 yang masih berlangsung namun meskipun demikian NTT masih mengalami kemajuan pertumbuhan ekonomi. Dimana sesuai realisasi investasi triwulan II 2021 dapat mencatat kinerja positif yakni Rp.2,24 Triliun lebih,lebih tinggi dibanding tahun 2020 yaitu sebesar Rp.1,34 Triliun lebih.
Lebih lanjut Marsianus mengatakan kontribusi pembangunan dari sektor investasi sangat diharapkan demi pertumbuhan ekonomi daerah untuk itu DPMPTSP Provinsi NTT berkomitmen meningkatkan nilai kemudahan berusaha di NTT (easy of doing Business) sehingga dapat memancing minat para investor semakin tinggi untuk menanamkan modal atau berinvestasi di NTT.
Menjawab media ini terkait tingkat kesulitan investor di NTT tidak lain Marsianus mengatakan ada satu persoalan umum yang hampir dialami oleh seluruh investor. Terkhusus investasi di bidang energi baru terbarukan ,persoalan tersebut terkait kesepakatan harga nilai jual antara investor dan pihak PLN.
“Kesulitannya hanya satu yang sudah menjadi masalah umum yakni kesepakatan harga nilai jual dari pihak PLN dan investor”Jelas Marsianus terkait minat investor dibidang energy baru terbarukan. (Frengco/Eshy)*.