Kupang, HRC- SMP Negeri 18 Kota Kupang belakangan ini mulai terlibat dalam giat mendukung program Pemerintah Provinsi NTT. Setidaknya sebanyak 163 siswa dan 17 tenaga pendidik di sekolah ini mulai melakukan pembersihan lokasi untuk dijadikan area penanaman kelor.
Wakil Kepala SMPN 18 Kota Kupang,Sebastianus Sudirman S.Pd kepada media belum lama ini mengemukakan, setidaknya dirinya bersama seluruh civitas Lembaga Pendidikan yang dipimpinnya mulai terlibat aktif sejak Dinas Pendidikan Kota Kupang mengeluarkan instruksi dan menunjuk lembaga pendidikannya sebagai sentral kegiatan penanaman kelor mendukung program Pemerintah Provinsi NTT yang penanaman perdananya akan dilakukan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dalam waktu dekat.
Sebagai wakil kepala sekolah, pihaknya memiliki tanggung jawab moril apalagi instruksi dinas itupun bersamaan dengan instruksi Penjabat walikota, George Hadjon untuk melakukan penanaman kelor dengan memanfaatkan lahan sebesar 11 hektare mensukseskan program gubernur.
“Sebagai tuan rumah kami siap melaksanakan program dari pak Gubernur menyiapkan lahan sekolah untuk dijadikan tempat penanaman kelor,” tuturnya Wakil Kepala SMPN 18 Kota Kupang,Sebastianus Sudirman S.Pd.(Dokumen Hak Rakyat/Foto:Desy Todojhahi).
Ia mengatakan, program penanaman kelor ini tidak saja untuk memanfaatkan lahan tidur di sekolah ini tetapi juga untuk memberikan bekal ilmu tambahan bagi siswa-siswi dan tenaga pendidik karena selama kegiatan itu berlangsung, pihak dinas akan memberikan edukasi pola pertanian melalui pendamping pertanian, termasuk juga fasilitas bantuan berupa air sumur bor, bibit dan pendampingan dari pemerintah dalam penanaman kelor ini.
” Di sekolah ini, masalah air untuk pengelolaan kelor merupakan kendala utama, tetapi syukur pemerintah mendukung dengan sumur bor sehingga mempermudah program kelor” Ungkap Sebastian.
Selain itu, Dinas Pendidikan Kota Kupang mengeluarkan instruksi mewajibkan agar seluruh Lembaga Pendidikan di wilayah itu terutama Sekolah Menengah Pertama untuk menerapkan kurikulum Merdeka bagi kelas 7.
Instruksi yang sama tidak berlaku bagi kelas 11 dan 12 yang tetap menggunakan kurikulum K-13.
Sebastian menyebutkan, dalam kurikulum merdeka program kebun sekolah yang dijalankan merupakan apotik hidup dimana siswa turun langsung dalam penanaman rempah seperti sereh, lombok, tomat,kunyit dan sayur-sayuran.
“Meskipun dengan keterbatasan kami sudah melaksanakan program dari dinas terkait merdeka belajar Apotik hidup dan ini hasilnya sudah kami panen,” Jelasnya.
Ia juga menambahkan, sekolah ini setiap pekan dalam kegiatan ekstrakurikuler melibatkan anggota Pramuka untuk menciptakan lingkungan sekolah yang hijau, rindang dan nyaman bagi siswa-siswi di sekolah mengingat sekolah ini cukup gersang. (Eshy)