Kupang,HRC- Kiprah SMAS Nesi Neonmat Kota Kupang di NTT sudah tidak diragukan lagi bagaimana kontribusi riil pembangunan pendidikan dari satuan pendidikan ini menjadi nyata dimana generasi bangsa ikut terselamatkan dalam menggapai cita-cita dan harapan luhur bangsa.
Dalam situasi keterbatasan, penuh rintangan dan tantangan yang hebat datang silih-berganti namun dengan berpegang teguh pada prinsip kemajuan dan kemandirian,tantangan itu dipandang sebagai cambuk dan motivasi dalam membangun lembaga ini lebih maju lagi.
Kepala Sekolah SMAS Nesi Neonmat Kota Kupang,Simon Nesi,A.Md kepada media ini mengatakan proses re-akreditasi terhadap SMAS Nesi Neonmat Kota Kupang telah selesai dan saatnya menanti hasil.
“Proses re-akreditasi sudah terlaksana.Semua pertanyaan telah kita jawab sesuai realita. Memang kesulitan kita saat ini adalah gedung sekolah namun hal ini bukan hambatan bagi kita untuk membangun” Jelas Pendiri SMAS Nesi Neonmat ini.
Terpisah Ketua Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-SM) NTT,Drs.Darius Tiwu Hero kepada media ini mengatakan proses akreditasi dan re-akreditasi terhadap satuan pendidikan di NTT tahun 2022 sedang berproses namun pada intinya bahwa penilaian dari team assessor berpatok pada fakta lapangan.
“Sebelumnya terdapat delapan standar penilaian namun untuk sekarang dari delapan standar penilaian itu diperkecil lagi menjadi empat standar penilaian. Dan dari empat standar itu yang memiliki bobot besar adalah Manegemen sekolah dalam hal ini peranan kepala sekolah menentukan kemajuan sekolah itu” Jelas Darius.
Sebagai catatan perkembangan pendidikan mengikuti arus zaman.Zaman dengan kondisi tantangan yang berubah-ubah tentunya menuntut otoritas pendidikan Indonesia untuk fleksibel mengikuti dinamika tuntutan jaman. Hal inilah yang oleh Menteri Pendidikan,Kebudayaan,Riset dan Teknologi Indonesia,Nadiem Anwar Makarim,BA,M.B.A dengan gagasan cemerlang merefleksikan pendidikan sebagai bentuk keutuhan tanpa sekat. Itulah Merdeka Belajar menjadi spirit pendidikan Indonesia saat ini.
Kebanggaan terhadap bangunan fisik gedung sekolah yang megah bukan lagi menjadi sesuatu yang luar biasa untuk dibanggakan menjadikan siswa nyaman belajar namun dibawah pohon serta kapan dan dimana pun siswa dapat belajar. (Frengco)***
