Kupang,HRC- Kiprah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan garda terdepan di republik terkait pengkaderan tenaga kerja berbasis keahlian.
Dalam meningkatkan mutu pendidikan vocational dengan mempersiapkan para siswa SMK memasuki dunia usaha dan industri (Dudi) terdapat kebijakan strategis yang diambil oleh pihak manajemen sekolah dalam menjaga dan mempertahankan mutu pendidikan mempermudah siswa memasuki dunia kerja.
Terdapat kebijakan adanya ujian kompetensi keahlian (UKK) yang didampingi oleh pihak instruktur eksternal dengan berpatok pada pedoman yang ada.
SMKN 7 kota Kupang Provinsi NTT adalah SMK Pelayaran yang dari tahun ke tahun semakin bergerak maju menuju titik yang diharapkan publik.
Kepala SMKN 7 Kota kupang, Dra.Yeftasiana M.A.Nitti Ditemui Tim Media Independent Hak Rakyat di ruang kerjanya Senin,(11/4/2022) mengatakan terdapat 120 siswa kelas XII yang mengikuti ujian kompetensi keahlian selama tiga hari terhitung Senin, (11-13/ 4/2022).
” Hari ini terdapat 120 siswa kelas XII yang mengikuti UKK, tujuan UKK ini terlaksana menjadi syarat bagi siswa memasuki dunia usaha dan dunia industri dan sertifikat mereka diterbitkan oleh lembaga Independen eksternal” Jelas Nitti.
Kesempatan yang sama Mastin Gomang, kepada media Independent Hak Rakyat mengatakan manfaat dari UKK ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan para siswa selama menekuni disiplin ilmu terkait.
” Terdapat tiga hari pelaksanaan UKK dalam kegiatan ini Siswa-siswi diuji secara khusus terkait disiplin ilmu yang ditekuni. Kami dari pihak eksternal sebagi mitra dari lembaga pendidikan ini memberikan penilaian sesuai kemampuan masing-masing siswa” Ungkap Gomang.
Lebih lanjut Gomang mengatakan SMKN 7 kota Kupang dari tahun ke tahun semakin mengalami kemajuan, Hal ini ditandai dengan adanya tamatan sekolah ini yang sudah berkarya diluar maupun didalam daerah.
Sebagai catatan bahwa SMKN 7 Kota Kupang tercatat sekolah kejuruan baru di kota Kupang tentunya dari aspek sarana dan prasarana dari tahun ke tahun tetap membutuhkan perhatian pembangunan.
Hal ini menjadi hal urgensif dalam memprioritaskan pendidikan vocational yang berimbang dan merata dengan Sekolah Menengah Umum (SMU).
( Team)*