Sejenak Bersama Kepala SMAN 8 kota Kupang Dari Persiapan Menentukan “Arah kIblat” Sampai Sumur Bor

oleh -50 Dilihat

Kupang, HRC– BERTANDANG ke lembaga pendidikan SMAN 8 seakan kembali berkelana menelusuri masa putih abu. Betapa tidak, puluhan siswa dengan riang menikmati waktu belajar memberi jawaban bahwa pendidikan masih menempati rating teratas dalam pusaran iklim kehidupan manusia.

Demikianlah silabus kehidupan, karenanya ketika beraudiance dengan kepala SMAN 8 Semuel DJ. Riwu, S.Pd meski hanya sejenak, sang energik visioner yang baru saja dipercayakan menahkodai sekolah ini merasa tertantang untuk terus berbenah diri demi SMAN 8 Kupang yang pada pecan-pekan dalam tahun ini melaksanakan akreditasi sekolah.

Kepala SMAN 8 kota Kupang, Semuel DJ. Riwu, S.Pd yang ditemui media ini belum lama ini mengatakan, pelaksanaan akreditasi di SMAN 8 kota Kupang menjadi agenda sekolah tahun ini sebagai langkah awal persiapan untuk menentukan “arah kiblat” siswa setelah lulus, sudah tentu arah kiblat yang dituju adalah perguruan tinggi negeri.

Dia mengakui, meski kepercayaan yang diberikan kepadanya sebagai kepala sekolah bersamaan dengan masa persiapan akreditasi sekolah, setidaknya inilah tantangan dan ujian bagi kapabilitas, kompetensi, kemampuan dan kolborasi dirinya bersama seluruh insan “istana” untuk menjawabi kehendak “otritas” pemerintah daerah provinsi NTT.

Sejalan dengan akreditasi sekolah, pihaknya juga saat ini sedang fokus menata lingkungan sekolah agar lebih asri, nyaman, sejuk dan kondusif belajar bagi siswa- siswi, dengan cara melakukan penanaman berbagai anakan di halaman sekolah seperti tanaman kerindangan, beringin, serta membuat kebun buah-buahan sebagai alternative .

Sebagai kepala sekolah yang dalam tanda kutip pendatang baru, dirinya juga mengakui bahwa terdapat sejumlah kesulitan termasuk keuangan sekolah, karena berharap SPP saja, itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sekolah, sementara kebutuhan lainnya masih dicari alternatif lain.

“Kami memiliki sekitar 1.000 siswa. Dana SPP dari para siswa hanya cukup memenuhi kebutuhan sekolah saat saat ini,” ungkap Semuel.

Samuel juga menyatakan dukungan terhadap instruksi Dinas Pendidikan Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk melaksanakan program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) yang saat ini sudah di laksanakan di sekolahnya meskipun harus mengandalkan mobil tangki yang dibeli dengan harga berkisar Rp. 80.000 sampai Rp.100.000 tergantung jarak.

“Kalau musim seperti ini kami membutuhkan 10 tangki air sedangkan musim panas bisa sebanyak 20 tangki,” jelas Semuel.

Karena itu dirinya mengharapkan agar pemerintah kota Kupang bisa mengalokasikan anggaran untuk membangun sumur bor di sekolahnya. (Eshy )

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

No More Posts Available.

No more pages to load.