Kupang,HRC- Kiprah sekolah Swasta di Indonesia sangat teruji nilai dedikasi dalam membangun sumber daya manusia (SDM) Indonesia, jauh sebelum Indonesia mengenal Pendidikan tentunya swasta telah hadir memberi kontribusi nyata membangun pendidikan di Indonesia.
Dimata Yoseph Orem Blikololong, Mendirikan Paud Yayasan Peduli Kasih dan SMP Surya Mandala Bermula dari Nekat
Sosok seorang Ketua Yayasan Peduli Kasih (Sanlika) Yoseph Orem Blikalolong pernah dijuluki sebagai Pemulung, namun ia sangat berjasa terhadap dunia pendidikan.
Di mana ada kemauan pasti akan ada jalan. Peribahasa atau pepatah klasik itu pantas disematkan kepada Yoseph Orem Blikololong (63).
Bagaimana tidak, pemulung asal Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur itu, meski terbilang nekat, tetapi bisa membangun dua sekolah sekaligus.
Walau pun penghasilannya pas-pasan, Yoseph dengan percaya diri yang tinggi membangun sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Termotivasinya hal ini terbukti SMP Surya Mandala dan TK/Paud, hampir 90% bisa dikatakan gagal namun sangat luar biasa ditempat itu banyak anak-anak menutut ilmu.
Lain hal di sampaikan oleh bapa Yoseph kedua lembaga pendidikan di dirikan bermula pada termotivasi awal dengan membuat kursi kayu dari hasil kumpulan pembongkaran sampah.
“Sebut Yoseph kepada awak media pada hari minggu, 5/12/ 2021 bahwa mendirikan sekolah dengan kekurangan uang tidak semudah kita pikirkan tapi puji Tuhan semuanya sudah berjalan sampai hari ini.”
Lanjutnya kesulitan yang sedang dihadapi terlebih fasilitas yang kurang memadai seperti ruang belajar, Labotarium, ruang Guru. Hingga menjaga kemungkinan kita akan mempersiapkan penambahan ruangan.
” Kami kekurangan banyak fasilitas penunjang pendidikan seperti ruang belajar,ruang guru,ruang kepsek. Tetapi kami optimis untuk tetap menjalankan Kegiatan belajar mengajar di sekolah kami.” Ungkap Yoseph.
Menjawab media independen Hak Rakyat ini terkait pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar di sekolah ini tidak lain mengatakan kagiatan Belajar-Mengajar tatap muka terbatas dapat dilaksanakan secara serentak tanpa adanya pemberlakuan shift dikarenakan jumlah siswa yang tidak terlalu banyak.
“Untuk Kegiatan belajar mengajar tatap muka terbatas di sekolah ini diselenggarakan serentak karena siswa kurang banyak namun, untuk ketaatan terhadap prokes menjadi prioritas” Jelas Yoseph yang pernah menjadi Narasumber kick and Andi beberapa tahun silam.
Sekolah dengan jumlah siswa sebanyak 30 siswa-siswi Paud dan SMP sebanyak 60-an siswa dan tenaga pendidik 13 orang guru yayasan dan kependidikan sebanyak orang ini sangat mengharapkan dukungan baik pihak pemerintah maupun pihak pemerhati pendidikan guna Pengembangan kemajuan sekolah ini.
” Kami sangat mengharapkan dukungan baik dari pihak pemerintah atau pun pihak lain pemerhati pendidikan agar dapat bantu kami memajukan sekolah ini” pinta Yoseph.
Upaya percepatan pembangunan untuk kedua ruangan belajar sementara ini kita kerjakan tapi banyak kesulitan di hadapi ini.
Ia juga berterima -kasih dengan para donatur melalui “Kita Bisa” dari uang lima juta selama didonasikan saya sudah gunakan untuk membeli bahan bangunan.
” Saya sangat berterima- kasih, melalui bantuan “kita bisa” dapat sedikit membantu proses pembangunan sekolah ini. Meskipun terbilang kecil namun ini akan menjadi komitmen awal kami untuk terus membangun” Ujar Yoseph.
Kesempatan ini ia juga berterima-kasih kepada salah satu awak media Hendrikus Mamun pernah menyumbang Konsep Pembangunan sekolah melalui perjuangan mengalang donasi untuk penambahan pembangunan kelas.
Tentu Kader mudah seperti ini semoga diberikan umur yang panjang dan tetap dipermudahkan dengan segala urusan pekerjaan Tuhan Pasti buka Jalan baginya.
Perlu diketahui Meskipun sekolah ini terhitung amat muda namun sudah Pasti mutu pendidikan pada sekolah ini menjadi rebutan rakyat NTT. (Eshy)*