Kupang,HRC– Sejarah perkembangan pendidikan di Kota Kupang sangat indah untuk dikenang bagaimana awal mula pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari warisan kebaikan penjajah Hindia –Belanda.
Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 (SMPN 4) Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (Prov.NTT) merupakan salah satu SMP peninggalan Hindia-Belanda di Kota Kupang yang kala itu disebut SMP Air nona Sunda kecil.
Sekolah ini didirikan sejak tahun 1948 setelah tiga tahun Indonesia merdeka pada tahun 1945. Awal mula sekolah ini bahasa yang digunakan saat itu adalah bahasa Belanda dan tentunya banyak pejabat public di NTT termasuk beberapa Gubernur NTT yang tamat dari sekolah ini.
Kepala SMPN 4 Kota Kupang, Johanes Suni,S.Pd,M.Pd ditemui media ini diruang kerjanya Kamis,(6/5/2021) mengatakan SMPN 4 Kota Kupang adalah salah satu sekolah sejarah berdiri sejak 1948 yang mana pada tahun itu bahasa pedidikan yang digunakan adalah bahasa Belanda dan sekolah ini sebelumnya dinamakan sekolah Air Nona sunda kecil .
“Perlu masyarakat NTT tahu bahwa SMPN 4 Kota Kupang adalah salah satu sekolah yang berdiri sejak tahun 1948 dan bahasa yang digunakan saat itu adalah bahasa Belanda. Dalam perkembangan selanjutnya lahirlah SMPN 1 Kota Kupang sebagai sekolah filial yang berbahasa Indonesia dalam proses belajar mengajar di sekolah itu”jelas Suni.
Terlepas dari sejarah perkembangan sekolah ini Suni juga mejawab media ini terkait proses belajar- mengajar di sekolah ini khusus di masa pandemic tidak lain Suni mengatakan kegiatan belajar-mengajar di SMPN 4 berjalan seperti biasa hanya berlaku secara Dalam Jaringan(Daring). Hal ini dilakukan demi memutus mata rantai penyebaran covid-19.
“Untuk proses kegiatan belajar-mengajar di sekolah ini semua kita lakukan secara Daring walaupun sebelumnya sempat diadakan tatap muka dengan sistim pembagian kelompok belajar yang dikunjungi oleh guru”tutur Suni.
Suni juga menambahkan bahwa SMPN 4 Kota Kupang memang selama ini hampir luput dari perhatian pemerintah namun sesungguhnya sekolah ini adalah sekolah bersejarah yang sudah menghasilkan banyak pejabat public di Republik ini.
“Perhatian pemerintah kota selalu terarah ke SMPN 1 dan sekolah-sekolah lainnya sementara SMPN 4 hampir luput namun perlu kita ketahui bahwa sekolah ini ada sejak tahun 1948 dengan nilai sejarah yang begitu luar biasa”ungkap Suni.(Frondes)*