Malaka,HRC- Petani milenial adalah masa depan Indonesia membangun pertanian modern berbasis teknologi informasi dan mekanisasi. Dominggus Njurumay. S.ST petani milenial, Di bidang hortikultura, yang terdiri Lombok, Tomat dan Buncis. Petani muda Kabupaten Malaka Provinsi Nusa Tenggara Timur sukses mengembangkan pertanian holtikultura.
Dominggus Njurumay awalnya pernah gagal menjadi seorang pegawai, kemudian memutuskan beralih profesi menjadi petani.
” Saya pernah menjadi tenaga pemerintahan jadi tehkoda selama 5 tahun,dan sampai bupati yang baru SK saya dibekukan oleh bupati Malaka saya mengambil keputusan untuk menjadi petani milenial” jelas Njurumay.
Saya mulai merintis menjadi petani hortikultura bermula dari cabai, Tomat dan buncis dengan tanah milik sendiri saya mulai melakukan survey tanah saya yang hampir mencapai dua hektar dan langsung dimasukan ke traktor untuk diolah.
” Dengan bermodalkan keinginan saya mulai mengambil kesempatan untuk beralih menjadi petani holtikultura, bermodalkan tanah yang cukup luas saya mulai menanam tomat dan Lombok besar” Tambah Njurumay.
Ditemui media Independen Hak Rakyat di lahan tersebut, Njurumay bisa semangat, fokus dan mengembangkan usaha bertani holtikultura karena mendapat keuntungan yang lumayan.Selama dua tahun bertani Njurumay bisa merasakan goals dalam usaha bertaninya.
” Puji Tuhan, smpai saat ini saya sudah memanen hampir 8000 pohon dari 2021-2022 dengan hasil yang memuaskan, harga perkilo Rp.45.000- Rp. 55.000.Dan ini bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari” Ujar Njurumay.
Njurumay menanam cabai dimulai dari pembibitan hingga pemanenan, hingga saat ini produksinya sudah mencapai 8.000 pohon.
Petani muda ini berpesan kepada kaum muda milenial untuk kerja keras dan tidak takut gagal saat usaha itu menjadi modal utama menjadi sukses.
(Eky Luan)*