Hari Guru, Siswa Zaman Now dan Guru PHP

oleh -134 Dilihat

Oleh: Drikben E. P. Nggadas

25 November ditetapkan sebagai Hari Guru Nasional dan Hari Ulang Tahun PGRI melalui Kepres Nomor 78 Tahun 1994 sebagai bentuk peringatan terhadap lahirnya Persatuan Guru Republik Indonesia Pada Tanggal 25 November 1945, walaupun sebenarnya organisasi yang mewadahi guru Indonesia sudah ada sejak Indonesia belum merdeka yaitu Persatuan Guru Hindia Belanda (1912) yang kemudian berubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (1932).

Hal ini membuktikan bahwa guru bukan saja berjuang mengisi kemerdekaan (setelah 1945), namun telah berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan Indonesia (sebelum 1945).

Perasaan bangga mencuat seketika beranda medsos dibanjiri dokumentasi dan kata perayaan Hari Guru Nasional serta antusiasnya para guru dengan penuh senyuman tanda bahagia yang menandakan mereka bangga menjadi guru ( tentunya rasa ini harus selalu ada dan dimiliki).

Sejenak memori ini mulai melanglang buana dalam euforia itu dan terhanyut larut hingga tibalah di sebuah persimpangan dengan pertanyaan kenapa daerahku menjadi daerah termiskin ketiga? kapan daerahku bisa keluar dari label 3T?
Belum selesai dengan 3T daerahku sudah menambahkan lagi 1T yaitu Tertinggi prevalaensi Stunting di Indonesia.

Arrrgggghhhh.
Sudah jauh aku terhanyut.

Apakah masalah ini berkaitan dengan hari guru Nasional?

Ya, tentunya ada!
Karena persoalan tersebut dibalut dengan 3 kata kunci: PENDIDIKAN, KESEHATAN & EKONOMI.

maka sudah sepantasnya menjadi tanggung jawab guru karena guru adalah orang pertama yang mengenalkan pendidikan kepada semua masyarakat secara formal sesuai amanat UU nomor 14 Tahun 2005 bahwa tugas utama guru yaitu “mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah”.

HGN (Hari Guru Nasional) selalu mengangkat tema yang menggelegar bagaikan gemuruh Guntur, mengagetkan ketika nyenyak terbawa nuansa hujan, tatkala suhu tidak setinggi biasanya.
Sehubungan dengan kebijakan Merdeka Belajar, Tahun 2019 HGN diperingati dengan tema “Guru Penggerak Indonesia Maju”, tahun 2020 dengan tema “Bangkitkan Semangat Wujudkan Merdeka Belajar”, di tahun 2021 dengan tema “Bergerak dengan Hati Pulihkan Pendidikan”, dan kali ini tahun 2022 mengangkat tema “Serentak berinovasi Wujudkan Merdeka Belajar”.

Setiap tema yang berkilau ini tentunya diangkat dengan harapan dapat dimaknai dan diwujudnyatakan secara komprehensif dan kontinue oleh stakeholder berbasis mutu bukan project.

Dari seluruh stakeholder pendidikan yang ada, menurut saya guru adalah pelaku utama lokomotif pergerakan yang harus tergerak untuk bergerak dan menggerakkan pendidikan melalui perwujudan merdeka belajar.

Dalam kaitannya dengan tugas guru, Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa “Anak terlahir seperti kertas bertuliskan samar, tugas guru mempertebal tulisan samar tadi supaya nampak terang”.

Selain itu, UNESCO menetapkan lima (5) pilar belajar yaitu learning to be, learning how to know, learning how to do/act, learning to live together, dan learning to transform.

Oleh karena itu, untuk mempertebal tulisan samar anak didik sesuai pilar belajar maka guru harus melakukan PHP, antara lain:
1. Passion,
Menurut KBBI, “passion artinya yaitu kegemaran, gairah, keinginan yang besar, semangat,…”, sementara dictionery.com “passion adalah perasaan atau emosi yang kuat, cinta atau benci, sebuah keinginan atau perasaan yang kuat,…”
Guru perlu memiliki passion dalam tugasnya sehingga apa yang dilaksanakan penuh cinta, keinginan dan semangat yang kuat sehingga rasa itu dapat dirasakan pula oleh anak didik. Selain itu, jika guru memiliki passion yang kuat maka variabel atau faktor lain (penghambat/negatif) tidak akan mempengaruhi (menurunkan) gairah dan semangat sehingga dalam penyusunan perencanaan pembelajaran, guru memprioritaskan kepentingan dan kebutuhan anak didik bukan sebaliknya sesuai keinginan guru.

2. Hubungan yang sehat,
Guru perlu memiliki hubungan yang sehat antara guru dengan siswa. Hubungan yang sehat artinya adanya kedekatan secara psikis, interaksi dan komunikasi yang terjalin membawa dampak positif. Melalui hubungan psikis yang sehat dan kuat antara guru dan siswa maka pengelolaan pembelajaran di kelas dapat terlaksana dengan baik karena terbangun rasa saling percaya sehingga guru mudah memfasilitasi jalannnya pembelajaran.

3. Pelaksanaan refleksi,
Refleksi adalah hal penting yang perlu dilakukan, namun sering terlupakan. Setelah menyusun perencanaan pembelajaran dengan passion yang kuat, melaksanakan proses pembelajaran dengan Hubungan yang sehat antara guru dan siswa, maka refleksi menjadi bagian penting untuk menelaah/menganalisis sejauh mana rencana yang disusun berjalan, seperti apa ketercapaian pembelajaran yang terlaksana, dan sejauh mana pemaknaan anak didik terhadap proses pembelajaran.

Guru perlu mendokumentasikan hal penting yang terjadi selama proses pembelajaran agar menjadi bahan refleksi demi perbaikan dan peningkatan proses selanjutnya.

Guru saat ini adalah guru hebat yang berkompeten dengan adanya berbagai program peningkatan kompetensi secara nasional seperti program pendidikan profesi guru, program pendidikan guru penggerak, sekolah penggerak dan organisasi penggerak yang dibingkai dalam kebijakan Merdeka belajar.

Dengan segala potensi dan kompetensi yang telah dimiliki guru, namun untuk mendidik, membimbing, mengajar, mengarahkan dan memfasilitasi anak didik zaman now diperlukan
guru PHP yang memiliki Passion, Hubungan yang sehat dan mendasari proses pembelajaran berikutnya pada Pelaksanaan refleksi.

Selamat Hari Guru Nasional 2022

Kupang, 25 November 2022

 

*Dosen PGSD Universitas Karyadarma Kupang* 

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

No More Posts Available.

No more pages to load.