Mengerikan, 86 Jurnalis Dibunuh Sepanjang 2022 dengan Bermacam Alasan

oleh -65 Dilihat

Kupang,HRC- Jurnalis merupakan salah satu profesi yang rentan terhadap berbagai ancaman dan kekerasan.

Identik dengan mengungkap kasus atau peristiwa yang bersinggungan berbagai pihak membuat jurnalis kerap berhadapan dengan berbagai ancaman.

Karena itu, tak heran kalau kerap kali wartawan jadi sasaran penganiayaan bahkan pembunuhan.

Berdasarkan laporan UNESCO selama tahun 2022, 86 jurnalis dan pekerja media dari seluruh dunia terbunuh.

Angka ini setara dengan setiap empat hari, satu jurnalis terbunuh.

Angka ini juga menurut laporan UNESCO,  menunjukkan terjadi peningkatan 50 persen dibanding jumlah jurnalis dibunuh pada 2021.

UNESCO merupakan lembaga yang diberi mandat oleh PBB untuk memastikan kebebasan berekspresi dan keamanan jurnalis secara global dalam menjalankan kerja-kerja jurnalisme.

Lembaga di bawah PBB itu mengatakan, laporan tersebut menunjukkan risiko besar dan kerentanan yang dihadapi jurnalis dalam bekerja.

Namun jumlah korban yang dirilis UNESCO itu lebih sedikit dibanding jumlah jurnalis yang dilaporkan tewas menurut data Press Emblem Campaign (PEC).

Pada 14 Desember, organisasi kebebasan pers yang bermarkas di Jenewa, Swiss itu mengatakan, ada 115 jurnalis tewas pada 2022.

Angka ini meningkat 45 persen dibanding tahun sebelumnya, sekaligus menjadi jumlah korban terbanyak sejak 2018.

Jumlah ini, kata Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay sangat memprihatinkan sekaligus mengkhawatirkan.

Setelah beberapa tahun mengalami penurunan, peningkatan tajam jumlah jurnalis yang terbunuh pada 2022 mengkhawatirkan,” kata

Amerika Latin dan Karibia menjadi wilayah yang paling mematikan bagi jurnalis pada 2022.

Di dua wilayah itu, ada 44 pembunuhan terhadap jurnalis atau lebih dari setengah jumlah korban di seluruh dunia.

Sementara Asia dan Pasifik mencatat 16 pembunuhan, sedangkan 11 jurnalis tewas di Eropa Timur.

Meksiko menjadi negara yang mencatat kasus pembunuhan jurnalis paling banyak dengan 19 pembunuhanUkraina 10, dan Haiti 9.

Anehnya, menurut laporan UNESCO setengah dari jumlah jurnalis yang terbunuh pada 2022 itu, justru terjadi ketika mereka sedang tidak bertugas.

Para pekerja media itu dibunuh saat bepergian, di rumah mereka atau di tempat parkir dan tempat umum lainnya.

Kecenderungan tersebut menyiratkan bahwa tidak ada ruang aman bagi jurnalis bahkan saat waktu luang mereka.

Sementara jumlah jurnalis yang terbunuh di negara-negara konflik naik dari 20 orang pada 2021 menjadi 23 orang pada 2022.

Para jurnalis dibunuh karena berbagai alasan, termasuk pembalasan karena melaporkan kejahatan terorganisir, konflik bersenjata atau munculnya ekstremisme dan melakukan peliputan subjek sensitif seperti kasus korupsi, kejahatan lingkungan, penyalahgunaan kekuasaan, dan aksi protes.

Selain pembunuhanjurnalis juga menghadapi beragam ancaman disertai kekerasan, mulai dari penghilangan paksa, penculikan, penahanan sewenang-wenang, dan kekerasan digital terutama kepada jurnalis perempuan.***

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

No More Posts Available.

No more pages to load.