Menggugat Stunting Di Tengah Branding “Heltis From The Eastk”

oleh -97 Dilihat

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Lembata Gewura Fransiskus Langobelen

Lembata,HRC- Wakil Ketua DPRD Lembata memantik “bara api” menggugat stunting di tengah branding heltis from he eask. Baginya, jumlah stunting 803 tahun 2021 dan gisi buruk antara 1, 5-1,80 prosen dari tahun 2016 sampai tahun 2020, tidaklah mencerminkan brending Kabupaten Lembata ” yang sehat itu dari Timur” heltis from the east.

Lembata, kabupaten satu pulau ini seakan berlari berpacu dengan waktu. Di tanah ini, waktu terasa berjalan begitu cepat dan gulita malam seakan tak mau ketinggalan. Demikian juga dengan dinamika pembangunan kabupaten yang lepas dari yuridksi Flores Timur 1999 silam. Warga negeri satu pulau dengan Sembilan kecamatan ini terus berjalan mengikuti irama jaman termasuk juga menikmati sentuhan pembangunan di sejumlah bidang kehidupan setiap periodisasi kepemimpinan bupati berganti bupati.
Terakhir duet kepemimpinan Lembata Baru Bupati –Wakil Bupati Yance Sunur-Thomas Ola menyisahkan segurat pekerjaan rumah yang mesti diurus tuntas dan diselesaikan oleh Penjabat Bupati Lembata Marsianus Djawa.

Adalah Wakil Ketua DPRD Kabupaten Lembata Gewura Fransiskus Langobelen yang dalam keseharian tugas dalam jabatannya mencoba “memonitoring” sejumlah program kegiatan yang sedang dilaksanakan pemerintah Kabupaten Lembata.
Politisi PDI Perjuangan, Gewura Fransiskus seakan menggugat bahwa jumlah stunting dan prosentase gisi buruk di daerah ini tidaklah mencerminkan brending Kabupaten Lembata diakhir periode kepemimpinan yakni ” Yang sehat itu dari Timur” Heltis from the east.

Benarkah demikian, mari kita bertaruh waktu dengan jarum bimbang, Gewura menunjukan bahwa capaian jumlah penduduk Lembata pada tahun 2021 sebanyak 135.930 jiwa, terdiri dari laki laki 65. 508 dan perempuan 70. 422, dengan jumlah stanting 803 sementara prosentase gisi buruk tahun 2016 sampai tahun 2020 berkisar antara 1, 15 prosen sampai dengan 1,80 prosen. Inilah yang menjadi pemicu dirinya menyebutkan jumlah stunting dan prosentase gisi buruk tidaklah mencerminkan brending Kabupaten Lembata diakhir periode kepemimpinan yakni ” Yang sehat itu dari Timur” Heltis from the east. Karena itu dia pingin agar Pemerintah Kabupaten Lembata mesti memiliki langka konkrit untuk keluar dari situasi ini dan bisa secepatnya mengatasi ini, tidaklah sekedar retorika.

Selain stunting dan gisi buruk, mantan Kepala SMP Ampera Waipukang ini juga menyoroti pertumbuhan penduduk miskin yang terus meningkat dari tahun ke tahun sejak tahun 2016 sampai dengan tahun 2021. Untuk tahun 2016 tercatat sekitar 35.180 orang atau 26 , 26 prosen sementara untuk tahun 2021 berkisar 38. 750 orang atau 26 , 21 prosen. Inilah yang mendorong Politisi PDI Perjuangan ini memberikan solusi positif normative kepada Pemkab Lembata agar bekerja ekstra untuk bisa mengatasi persoalan kemiskinan di daerah ini dengan sistem kerja lintas SKPD dan lintas sector terutama sector kemakmuran dengan melakukan intervensi anggaran ke SKPD yang lebih optimal ke lapangan usaha Pertanian , Kehutanan dan Perikanan.
Hal ini menurutnya lebih kepada struktur perekonomian warga, karena ketiga lapangan usaha ini bisa memberikan kontribusi sebesar 35 , 61 0/0, selain itu . ketiga lapangan usaha ini juga menjadi tumpuan penyerapan tenaga kerja, sehingga dalam rangka menumbuhkan ekonomi, perlu dilakukan transformasi dari sektor primer ke sektor sekunder dan akhirnya ke tersier .

Gewura Fransiskus juga menyoroti soal kesejahteraan rakyat. Menurutnya, pemerintah mesti melakukan langkah-langkah konkrit pasca pandemi covid 19. Gewura mencatat, direncana Pembangunan Daerah (RPD) tahun 2023-2026 maupun RKPD tahun 2023 soal permasalahan Kesejahteraan Rakyat, khusunya perekonomian daerah dinyatakan bahwa belum adanya optimalisasi kerjasama antar SKPD dalam mendorong pemulihan ekonomi daerah akibat pandemi covid 19, selain itu Indeks Pembangunan Manusia yang berkisar antara 64,74 prosen atau 63,73 prosesn menunjukan setidaknya adanya kemajuan bidang pendidikan , bidang kesehatan dan ekonomi.

Gewura juga memberikan apresiasi kepada pemerintah yang dalam RPD 2023 – 2026 telah mendesain program untuk mengatasi pelayanan pendidikan, diantaranya sarana pendidikan, tenaga kependidikan, persebaran guru untuk setiap jenjang kependidikan yang harus juga disertai dengan langka konkrit di tahun 2023 bukan sekedar sebuah desain yang indah, demikian juga di bidang kesehatan dengan permasalahan terbatasnya tenaga kesehatan, sarana prasarana yang tidak tersedia, obat-obat yang kurang, termasuk kekurangan tenaga dokter dan persoalan stunting mesti mendapat perhatian serius pemerintah untuk mendesainnya dalam program di tahun 2023 yang menyentuh dan bisa memberikan jawaban terhadap permasalahan yang dialami meski secara bertahap.

Terhadap trarget pendapatan asli daerah, baik di RKPD maupun RPD Tahun 2023 sebesar Rp. 42 . 877 . 773 .975, atau turun sebesar 11. 918 .962. 968 dari target pendapatan asli daerah tahun anggaran 2022 sebesar 54. 996. 736. 943. Gewura menilai pemerintah terkesan memanjakan diri dari kerja kerja ekstra dan serius dalam.menggenjot PAD Asli daerah.

“Kesan saya pemerintah bereuforia atas pertumbuhan PAD Asli 1, 06 prosen,”tegas Gewura, Selasa (02/08/22).

Terhadap seluruh dinamika pembangunan di Kabupaten Lembata dengan segalah aspek baik keberhasilan maupun kegagalan, Gewura Fransiskus mengatakan bahwa hendaknya pemerintah berpacu dengan jarum waktu dalam sisa waktu ini sebelum memasuki musim Pileg dan Pilakada 2024.
“Dan harapan itu ada pada Penjabat Bupati Lembata,”tegas Gewura. (Sultan)***

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

No More Posts Available.

No more pages to load.