Kupang,HRC- Sudah memasuki hari ke-4 pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka terbatas bagi satuan pendidikan SMA dan SMP di Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (Prov.NTT) setelah Republik ini dilanda Pandemic Covid-19 selama kurang -lebih dua tahun.
Pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau Pembelajaran secara online menuntut guru dan siswa untuk adaptatif dalam mengatasi kegiatan pendidikan khusus di masa pandemic Covid-19. Tentunya banyak kesulitan yang dialami baik siswa maupun guru.
Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 7 Kota Kupang juga kini telah dan sedang menyelenggarakan KBM tatap muka terbatas sebagaimana sesuai anjuran Dinas Pendidikan Kota Kupang bahwa dapat berlakunya beberapa item sebagai syarat yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan KBM tatap muka terbatas.
Kepala SMPN 7 Kota Kupang,Drs.H.Ramli,MS.i ditemui media Independent Hak Rakyat di ruang kerjanya Kamis,(23/9/2021) mengatakan pelaksanaan KBM tatap muka terbatas bagi siswa/i kelas VII pada SMPN 7 Kota Kupang telah dilaksanakan sejak 20 September dengan diberlakukannya sistem shift yakni 50% terhadap jumlah siswa yang ada.
“Kita sudah 4 hari laksanakan KBM tatap muka terbatas khusus bagi kelas VII, dan mekanisme yang kita lakukan adalah diberlakukannya sistem shift yakni 50% dari jumlah siswa yang ada”Ungkap Ramli.
Lebih lanjut Ramli mengatakan Shift pertama pelaksanaan KBMnya pada Senin,Rabu dan Jumat dan Shift kedua dilaksanakan pada Selasa,Kamis dan Sabtu dengan setiap rombongan belajar (Rombel) terdiri dari 16 siswa dengan jarak 2 meter posisi duduk antara siswa satu dengan siswa lain.
“Kita juga termasuk salah satu SMP di Kota Kupang yang memenuhi syarat dalam pelaksanaan KBM tatap muka terbatas. Kita sudah laksanakan dengan tetap mematuhi prokes secara ketat”Jelas Ramli.
Sekolah dengan jumlah total siswa sebanyak 506 siswa dan tenaga pendidik dan kependidikan sejumlah 39 orang ini tentunya merupakan salah satu unit pelaksana teknis atau satuan pendidikan yang sangat memberikan kontribusi pembangunan pendidikan terkhusus bagi generasi penerus cita-cita bangsa.
Sekolah yang secara locus ada pada pusat permukiman wilayah perbatasan kelurahan Kolhua dan Kelurahan Bello Kecamatan Maulafa ini mengalami langsung kehidupan Culture masyarakat setempat yang masih tetap menjaga kelestarian budaya dan kearifan lokal.
“Iya kita berada dipusat permukiman masyarakat yang masih hidup dengan tata cara tradisi dan budaya daerah yang sangat kental,untuk itu tentunya saya dan dewan guru harus bangun komunikasi secara efektif dengan seluruh tokoh masyarakat dan pemerintah dalam rangka menjalin dan menjaga keharmonisan sosial”Tandas Ramli. (Frengco/Eshy)*