Lembata, HRC– Bahwa ada cerita melangit jika saja mimpi itu menjadi indah ketika dirinya berada di Lefo Lamalera dan diterima sebagai anak dalam rahim pertiwi dan diberi ruang untuk membuktikan diri sebagai anak yang tumbuh di negeri bercadas, berhawa laut dan memiliki tradisi penangkapan ikan paus. Bahwa ada bahasa merona dikaki langit saat setiap makna mengerti tentang niatnya mewakili kaumnya, kaum yang sudah saatnya berdiri sama tinggi, duduk sama rendah, kaum yang harus juga diberi ruang di singgasana politik.
Dari negeri Beton, dia pingin menikmati madu asamara sebagai politisi mewakili kaumnya di negeri sendiri. Dia juga pingin menjadikan ubi bakar, jagung titi, bose, lawar siput, tuak manis dan kuah asam “Berharga” dimata para politisi, karena dewasa ini, kesannya, telah banyak politisi yang telah berlayar meninggalkan kebiasaan lokal tradisional dan memilih hidup dalam busana zaman karena perkembangan zaman.
Dari tanah Hongkong, kelahiran Ongaona 11-07-1974 ini “menabuh genderang” berpawai diri menikmati lagi indahnya panorama pantai saat di mana para nelayan Lamalera dalam balutan “Busana” Kebesaraan “Baleho” dalam tradisi Lefa Nuan, ritus mistik magnetic berburu ikan paus. Dia ingin kembali menjadi Anggota DPRD Kabupaten Lembata.
Detaknya tak pernah berhenti meski panas menyengat dan peluh bercucur. Sampai detik ini saat senja menjemput, dengan jemari yang lunglai dan energi yang terkuras, engkau tetap mengusap tetes bening mengayuh biduk sebagai pahlawan devisa. Engkau, putri “Pnete Alep” dari negeri aksara Lamalera, melukis kisah hidup pada bentangan hari di negeri beton, bertetes keringat demi rupiah sembari terus mengasah kemampuan terlibat dalam beragam organisasi sosial kemasyarakatan sebagai bekal kelak bila terpilih. Bagimu, bekal ilmu lebih berilmu daripada bekal harta.
Rindu pada tumpah darah membuatnya membulatkan tekad, memberanikan diri, mengambil keputusan serewi nagi dan selibat “Bertarung” dalam hajatan politik Pemilu Legistlatif 2024 mewakili kaum Hawa dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Perempuan “Pnete Alep” yang selama ini berada di rantau jauh ini pingin membaktikan diri demi nusa, demi bangsa, demi tanah air Nagawutun, Wulandoni dan Atadei.
Dalam rekaman kamera kehidupan, sang jelita anak kelima dari pasangan Fransiskus Boli dan Veronika Tonu ini menyodorkan sejumlah kaumnya yang memiliki nama besar menghiasai jagat politik dunia seperti Tarja Halonen Presiden Finlandia, Gloria Macapagal-Arroyo Presiden Filipina, Megawati Soekarnoputri Presiden Republik Indonesia atau juga Samia Suluhu Hassan yang mengawali karirnya sebagai seorang politikus yang kemudian terpilih menjadi Presiden Tanzania sejak 19 Maret 2021.
Nama-nama inilah yang dijadikannya sebagai buku kehidupan dalam dinamika politik yang selalu mewarnai setiap permenungan dengan selaksa niat dijalan salib dan selalu menginspirasi dirinya untuk berada di rumah rakyat jika terpilih di Pileg 2024 mendatang.
Bahwa ada cerita melangit jika saja mimpi itu menjadi indah ketika dirinya berada di Lefo Lamalera dan diterima sebagai anak dalam rahim pertiwi dan diberi ruang untuk membuktikan diri sebagai anak yang tumbuh di negeri bercadas, berhawa laut dan memiliki tradisi penangkapan ikan paus. Bahwa ada bahasa merona di kaki langit saat setiap makna mengerti tentang niatnya mewakili kaumnya, kaum yang sudah saatnya berdiri sama tinggi, duduk sama rendah, kaum yang harus juga diberi ruang di singgasana politik.
Vinsensia Gunu telah mengukir kisah pada dinding hati dan memahat lantera pada nubarinya sebagai insan pengembara yang memilih kehidupan politik sebagai pelabuhan tujuan. Imagenya mengalir lantaran niatnya yang tulus mengikuti kehendak batinnya dengan motto hidup: Bekerja, Berjuang Secara Nyata, bersatu kita kuat hebat dan bermartabat. Pesan bisu dan praktis tak terlihat ini, tetaplah bergema bagai takbir dan perniknya terendus pesan tentang hari kedatangannya di Pileg 2024.
Vinsensia tahu lajunya arus, dan kemana tempat berlabuh biduk politik. Sebagai insan pengembara, dirinya telah menyatakan sikap politik dari Hongkong. Selamat merajut mimpi untuk bertarung. (algrod)
