Kupang,HRC- Tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran lembaga pendidikan seperti sekolah dapat membawa perubahan positif bagi kehidupan sosial kemasyarakatan dimana sekolah itu berada.
Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 10 Kota Kupang yang berlokasi di Jalan Prof.Dr.Herman Yohanis keluarahan Lasiana Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang Provinsi Nusa Teggara Timur merupakan sekolah yang berbatasan langsung dengan daerah Kabupaten Kupang.
Sekolah ini dalam pendekatan dan pembangunan sosial cultural tentunya berbeda dengan sekolah-sekolah yang ada di pusat kota.
Kepala SMPN 10 Kota Kupang, Johanis Rihy Wattimena,S.Pd ditemui media Independen Hak Rakyat di Ruang kerjanya Sabtu,(24/7/2021) mengatakan pendekatan sosia cultural yang dibangun pihak sekolah dengan masyarakat sekitar sungguh berakar sehingga masyarakat sekitar sungguh memiliki sekolah ini.
“Yah,tentunya pihak sekolah terutama saya selaku penanggung-jawab dengan dewan guru harus bangun komunikasi efektif dengan masyarakat sekitar lingkungan sekolah sehingga situasi keamanan dan ketertiban sekolah tetap terjamin”Tutur Johanis.
Lebih lanjut Johanis mengatakan masyarakat sungguh memiliki sekolah ini hal ini terwujud melalui salah satu system perekrutan tenaga kerja bagi pegawai SMPN 10 Kota Kupang dimana mulai dari tenaga security dan tenaga kepegawaian lain direkrut dari masyarakat lingkungan sekitar yang memenuhi tuntutan pemenuhan syarat.
“Kita disini juga merekrut pegawai mulai dari security dan tenaga pegawai administrasi,kita rekrut dari masyarakat lingkungan sekitar sekolah”Tandas Johanis.
Menjawab media ini terkait kuota penerimaan siswa baru tahun ajaran 2021-2022 tidak lain Johanis mengatakan berdasarkan kuota yang disiapkan terdapat 320 siswa namun secara fakta sampai hari ini terdapat 291 siswa yang terdaftar pada SMPN 10 Kota Kupang.
Lanjut Yohanis total keseluruhan siswa pada SMPN 10 Kota Kupang terdapat 989 siswa dengan tenaga pendidik dan kependidikan sebanyak 71 orang.
Menjawab media ini terkait strategi menyikapi persoalan pandemic Covid-19 tidak lain Johanis menjelaskan bahwa sudah pasti kegiatan belajar-mengajar di masa pandemic Covid—19 berlaku system pebelajaran secara online dan hal ini tentunya amat sangat tidak efektif namun dalam memerangi penyebaran Covid-19 hanya satu-satunya berlaku pembelajaran daring.
“Kita punya kerinduan untuk bertemu siswa berlaku pelajaran secara tatap muka namun sesuai himbauan pemerintah bahwa kita berada di zona merah untuk itu satu-satunya system pembelajaran yang dilakuan adalah daring”Tutur Johanis. (Frengco/Eshy)*